Tidak bisa dipungkiri, tantangan terbesar koperasi adalah soal tata kelola. Banyak koperasi yang gagal karena manajemen keuangan tidak rapi, laporan tidak transparan, hingga munculnya konflik kepentingan antar pengurus.
Oleh karena itu, di Lumajang, tata kelola KMP harus benar-benar diperhatikan. Beberapa prinsip penting antara lain:
Transparansi dan akuntabilitas
Semua transaksi harus terbuka. Anggota berhak tahu kondisi keuangan koperasi. Dengan sistem pencatatan digital sederhana, laporan bisa diakses siapa saja.-
Partisipasi aktif anggota
Koperasi bukan milik pengurus, melainkan milik bersama. Musyawarah rutin harus digelar agar keputusan tidak hanya ditentukan segelintir orang. Penguatan kapasitas SDM
Banyak pengurus koperasi berasal dari kalangan masyarakat desa yang belum terbiasa dengan manajemen modern. Pelatihan dan pendampingan mutlak diperlukan.Pemanfaatan teknologi
Era digital membuka peluang besar. Dengan aplikasi pencatatan, koperasi bisa lebih efisien dan terpercaya. Bahkan, produk lokal bisa dipasarkan lewat marketplace daring.Kemitraan strategis
KMP di Lumajang bisa bekerja sama dengan BUMDes, Bulog, atau e-commerce untuk memperkuat usaha. Kolaborasi inilah yang membuat koperasi tidak berjalan sendiri.
Tantangan yang Harus Dihadapi
Meski gagasan KMP terdengar menjanjikan, realitas di lapangan tentu tidak semulus itu. Ada beberapa kendala yang kerap muncul:
Modal yang masih terbatas. Banyak koperasi hanya mengandalkan iuran anggota yang kecil. Tanpa tambahan modal dari pemerintah atau mitra, koperasi sulit berkembang.
Keterbatasan SDM. Tidak semua pengurus punya keahlian manajerial. Akibatnya, administrasi bisa berantakan.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!