Mohon tunggu...
fatma ariyanti
fatma ariyanti Mohon Tunggu... Buruh - Citizen

Point of view orang ke-3

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Uang Hidup di bawah Kuku Tangan Manusia

8 November 2022   12:36 Diperbarui: 8 November 2022   12:41 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam sinetron TV yang sering kita lihat, dimana sebuah peran suami istri dimainkan, jika suami miskin, istri lari, jika istri kaya, suami terpaksa menikahi. Uang membuat buta, harta membuat tamak dan kekayaan fana dikumpulkan dalam malam-malam tanpa malam, disimpan dalam kuku panjang, dirodi dalam mimpi istana bak Cinderella, uang adalah kesempurnaan. Tanpa cela tanpa hina, tetapi moral manusia menghinakannya.

Kita paham seberapa pentingnya kenaikan pangkat dalam sebuah pekerjaan. Kenaikan pangkat berarti kenaikan gaji, kenaikan gaji berarti kenaikan kesejahteraan. Dan peningkatan kesejahteraan berarti peningkatan kebahagiaan. Normalnya, keluarga normal memiliki pengeluaran yang normal. Namun uang adalah sesuatu yang normal, dan 'normal' bagi setiap orang bukanlah suatu bias, tetapi manusia yang menciptakan bias itu sendiri, yaitu dengan moralitas.

Uang itu netral, uang itu normal, uang itu sama seperti kuku manusia. Dihabiskan, dicari dapat lagi, dihabiskan, dicari dapat lagi. Tidak habis tetapi berputar, seperti kuku manusia, sebanyak apapun kamu potong kalau kamu hidup sehat pasti akan tumbuh kuku lagi.

Sekian dan terima kasih.

28.4.22

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun