Tidak ada sesuatu yang terjadi kebetulan. Begitu pula pertemuanku denganmu, Bang. Eh, pertemuanku dengan Kompasiana dan Para Kompasianer inspiratif di rumah yang sangat hangat ini. Kompasiana bukan lagi "House" yang berarti sebuah bangunan yang diciptakan dari tumpukan bata sebagai tempat tinggal. Namun, Kompasiana juga mampu menjadi "Home" bagi para penghuninya. Kompasiana tak hanya wadah untuk menulis, namun Kompasiana juga mampu menjadikan para penghuninya merasakan kehangatan dan kenyamanan.
Emosi setiap penghuniya dapat terbangun dengan saling memberikan kunjungan dan sapaan yang mampu memberikan ikatan batin tersendiri. Ibarat sebuah keluarga, Kompasiana mampu memberikan kehangatan yang mungkin susah dicari di tempat lain.
Awal-awal bergabung dengan Kompasiana, artikel saya sering mendapat rating dan komentar dari Opa Tjip dan juga Oma Roselina yang artikel beliau berdua selalu menginspirasi dalam hal menjalani kehidupan. Terimakasih Opa dan Oma, berawal dari itu saya mulai memahami bahwa platform ini bukan platform menulis yang individualis.
Singkat cerita, mulai sekitar empat bulan yang lalu saya mencoba aktif menulis lagi disini. Walaupun sekarang masih jarang update tulisan lagi sih, hehe. Curcol sedikit yaa, saat ini saya sedang disibukkan dengan tugas akhir plus beberapa mata kuliah yang masih harus diselesaikan. Titip doa yaa semoga dilancarkan hehe..
Sepanjang empat bulan itu hingga sekarang, saya seperti tak henti-hentinya bersyukur, karena Tuhan telah menemukan saya dengan platform ini. Di dalamnya ternyata banyak sekali orang-orang yang hangat, ramah, menginspirasi, merangkul, juga memberikan rasa nyaman.
Seperti yang sudah ditulis oleh Bu Yana Haudy di artikel terbaru beliau, saya memang banyak termotivasi oleh salah satu Kompasianer Muda. Siapa lagi kalau bukan Abang Guru Ozy V. Alandika. Selain karena beliau masih jomlo, sepertinya kita satu visi hehe. Seorang Guru Muda inspiratif yang tulisannya mampu menambah pengetahuan tentang dunia pendidikan yang juga menjadi dunia saya, begitu pula puisi-puisi Abang Guru satu ini yang selalu bikin meleleh saat membacanya.
Oh iya, Bu Yana Haudy. Saya suka sekali dengan beliau, karena beliau ini humble sekali. Seorang ibu Milenial yang nggak ketinggalan zaman. Saya pun sampai ketinggalan jauh, hehe.
Selain dari empat nama Kompasianer inspiratif diatas, banyak sekali Kompasianer-Kompasianer yang tulisannya sangat saya kagumi dan beliau juga sangat hangat. Ada Pak Katedrarajawen dengan puisi beliau yang selalu mampu menjadi bahan refleksi diri. Beliau juga selalu mampir di tulisan saya serta memberi rating dan komentar. Senang sekali saya jika selalu dikunjungi oleh beliau.
Ada juga Bapak I Ketut Suweca yang tulisan beliau selalu menginspirasi dalam hal tulis menulis. saya suka sekali membaca tulisan beliau ini, karena tulisannya mampu memotivasi saya untuk terus menulis. Ada juga Teh Hera Veronica yang puisi-puisinya selalu membuat saya terpukau. Teh Hera mampu menuliskan lingkungannya dengan sajak-sajak yang indah.
