Mohon tunggu...
Firda Fatimah
Firda Fatimah Mohon Tunggu... Tutor - Belajar

IG : @fatim_firda

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perbedaan Sebuah Pencapaian | Sekelumit Kisah

1 Agustus 2020   00:28 Diperbarui: 1 Agustus 2020   01:22 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dik, semangat yaa, gausah bandingin diri kamu dengan temen-temen kamu, kamu  istimewa dengan apa yang ada pada dirimu saat ini, tetep belajar terus ya..."

Pagi tadi setelah selesai sholat idul Adha dan beberapa aktivitas pagi, aku pergi menjenguk (baca: sambang) adikku di pondok. Idul Adha kali ini aku tak merayakannya bersama dia. Pondok tidak mengizinkan pulang di hari raya idul adha, namun program pondok sementara rehat.

Aku pun sampai di pondok. Ketika tau aku datang, adikku langsung berlari dan berteriak memanggilku, kami pun berpelukan.

Selama hampir dua jam kami ngobrol tentang kehidupan adikku di pondok. Cerita tentang suka duka belajar dan menghafal, lucu dan jengkelnya pertemanan, kenyang dan lapar kondisi perut, sibuk bersih-bersih sampai jam-jam suka tidurnya santri.

Adikku sempet menangis dalam ceritanya, aku yang menjadi kakaknya yang cengeng pun jadi ikut menangis. Bagaimana tidak, keterikatan hati seorang kakak dan adik perempuan memang begitu dekat, apalagi sebelumnya di rumah berada dalam satu kamar tidur.

"Ngajiku belum lancar mbak, jadi ngafalinya lama, agak susah, temen-teman biasanya malah bilang harusnya aku mondok lebih cepat, biar nanti bisa khatam lebih cepat hafalannya," ucap adikku yang tiba-tiba saja menangis.

"Dik, proses setiap anak itu beda-beda, gausah bandingin dirimu sama temen-temen, intinya kamu sekarang belajar aja ya," nasihatku pada adik.

Akupun berusaha memberi semangat adikku dan menenangkannya, syukurlah adikku sudah mulai berusaha menerima kehidupan mondokknya sekarang, tentunya dengan usaha lebih melupakan semua keenakan di rumah.

---
Begitulah, dari sini saya jadi mengambil pelajaran bahwa tidak seharusnya kita membandingkan kemampuan diri dengan orang lain. Memang benar salah satu cara untuk meningkatkan kualitas diri adalah dengan melihat orang yang lebih sukses dari kita. namun tak berarti bahwa segala hal harus disamakan, entah dari cara mencapainya, rentang waktu pencapaian, ataupun hasil akhir sebuah pencapaian.

Setiap orang memiliki porsi kemampuan dan kesuksesan masing-masing. Allah sudah menyiapkan bagian kita dan juga kapan saatnya itu dapat kita peroleh. Terus belajar, tak mudah berpuas diri, dan berdo'a adalah tugas kita sebagai hamba-Nya yang sejati.

Salam hangat :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun