Mohon tunggu...
Fatimah Azzahra
Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pembangunan Jaya

Saya suka mendengarkan musik One Direction

Selanjutnya

Tutup

Film

Bukan karena Berbeda Menjadi tak Pantas

18 Desember 2022   18:52 Diperbarui: 18 Desember 2022   18:59 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Sebagian masyarakat masih berpikir bahwa cantik hanya dilihat dari kulit yang cerah dan badan yang ideal. Tapi apakah yang berbeda tidak memilik hak untuk dihargai ?

Banyak orang berpikir bahwa perempuan cantik itu memiliki badan yang langsing, berkulit putih dan berwajah cerah tanpa ada noda jerawat. Gambaran perempuan itu tidak asing lagi buat kita karena dari kecil kita sering melihat dan mendengar pendapat itu dilontarkan melalui media massa. Kritik yang dilontarkan mengenai standar kecantikan seperti yang di atas sudah sering kita dengar di kalangan masyarakat Indonesia. Kritik seperti itu juga bisa kita lihat atau kita dapati dari Film Imperfect. Film Imperfect ini merupakan film karya Ernest Prakasa, tahun 2019. Film Imperfect membahas tentang wanita bernama Rara yang sejak kecil telah mengalami Hinaan fisik. Rara memiliki adik bernama Lulu, Lulu yang cantik selalu dipuji. Perbedaan prilaku terhadap Rara dan Lulu bagaikan dua sisi mata uang yang sama. Standar kecantikan yang selalu didoktrin oleh media massa terhadap kita menciptakan istilah privilage goodlooking, bahwa yang cantik memiliki hak istimewa. Itu adalah sebuah istilah bahwa yang cantik di mata masyarakat selalu dipuji dan menjadi pilihan pertama.

Setiap seseorang memang berhak untuk berpendapat. Pandangan terhadap seseorang tergantung perspektif yang ingin kita lihat. Rara bisa dikatakan gendut karena perspektif orang umum dipengaruhi oleh media massa. Namun dari pandangan Dika, Rara adalah orang yang baik hati dan cantik. Dika memandang Rara menggunakan perspektif orang terdekat melalui penelitian langsung. Konsep pola pandang ini merupakan teori dari Woods (Wood,2017).  Sebenarnya bagaimana cara kita memandang seseorang tergantung berapa dekat kita memahami seseorang dan dari sudut pandang apa kita ingin menilainya.  

Film Imperfect diisi oleh berbagai tokoh dengan berbagai permasalahannya, dalam film Imperfect ini permasalahan yang paling disoroti adalah rasa Insecure atau perasaan tidak percaya diri. Insecure ini merupakan tantangan untuk setiap remaja di Indonesia dengan rentang umur 17-20 tahun, hampir lebih dari 50 persen remaja dari 110 responden merasakan perasaan insecure.

Masalah Insecure di dalam film Imperfect ini terlihat pada saat adegan di kamar mandi, Rara tidak sengaja mendengar rekan kerjanya yang mengejeknya karena penampilannya. Rara bukan hanya mendengar namun mendengarkannya dengan seksama. Rara merasa sedih tentunya namun dari situ dia mulai mengubah penampilannya. Mendengarkan itu berbeda dengan mendengar, bukan hanya perbedaan imbuhan namun memiliki arti berbeda. Mendengarkan menurut DeVito adalah sebuah keahlian. Saat mendengarkan kita mempelajari lingkungan kita untuk menghindari masalah dan membuat keputusan. Setelah kejadian di dalam kamar mandi itu, Rara bisa menilai bahwa lingkungan kantornya tidak menerima dirinya karena penampilannya. Sehingga Rara mengambil keputusan untuk menurunkan berat badannya serta merubah gaya berpakaiannya agar diterima dan dihargai oleh lingkungan disekitarnya.

Film ini memiliki alur cerita yang sesungguhnya sering kita temui dalam keseharian manusia bahkan mungkin di setiap individu, yakni mengenai perubahan kepribadian dan cara berkomunikasi kepada keluarga dan lingkungan sekitar. Pada setiap adegan-adegan di film ini memperlihatkan secara singkat bagaimana proses perubahan konsep diri dan cara berkomunikasi seseorang yang tertekan dan takut akan segala hal, namun harus bertahan akan keadaan yang terbentuk dalam gambar untuk menemukan konsep diri dalam film ini.

Saat adegan Rara ingin meminta tempat duduk tetapi ditolak oleh dua orang pria, namun ketika ketiga teman kantornya Rara yang cantik justru dipersilahkan untuk duduk. Hal ini menunjukan komunikasi secara non verbal dengan simbol. Komunikasi non verbal sendiri adalah memberikan informasi melalui penggunaan bahasa tubuh termasuk kontak mata, ekspresi wajah, hingga gerakan tubuh. Sudah sangat jelas bahwa komunikasi secara verbal atau non verbal bisa menimbulkan dampak bagi seseorang.

Film ini banyak sekali menunjukan perilaku bullying, bullying adalah sebuah tindakan yang ditujukan untuk menghina, mempermalukan dan mengintimidasi orang lain. Para pelaku bullying biasanya adalah mereka yang tidak menemukan atau mendapatkan bahagia dalam dirinya karena satu dan lain hal hingga akhirnya mencari tempat meluapkan emosi sekaligus sarana untuk eksistensi diri demi mendapatkan pengakuan atau penghargaan. Ketika sedang dipermalukan atau diejek oleh seorang pembully tidak perlu diambil hati, karena justru itulah yang mereka inginkan. Mereka akan senang ketika melihat kita merasa terganggu atau tersinggung. Penghinaan itu memerlukan penerimaan, jadi tak ada seorang pun yang bisa dan mampu menghina kita kecuali diri kita sendiri yang dengan sengaja menerima hinaan-hinaan itu.

Jika bullying menyangkut tubuh seseorang maka tentu solusinya segera hindari sang pelaku dan jika terus berlanjut maka laporkanlah kepada yang berwenang, namun jika bullying hanya lewat gestur dan ucapan saja maka kita bisa hadapi dengan cara mengingatkannya bahwa perbuatan itu adalah salah. Dari prilaku bullying kita bisa belajar bahwa mencari pengobat rasa sakit dan pengakuan dengan cara berlaku kasar dan menghina orang lain, maka itu adalah tindakan yang tidak bisa dibenarkan. Jika kita ingin mendapatkan kesembuhan hati, pengakuan, dan penghargaan dari orang lain maka berusaha jadi bermanfaat dan menghargai orang lain.  

Menurut saya, film Imperfect ini mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang bersyukur dan menerima apa yang ada dalam diri kita. Film ini juga tentunya memiliki dampak jika ditonton oleh remaja, kita harus melihat dari sisi positifnya bahwa untuk mendapatkan kebahagiaan bukan dengan mengubah penampilan menjadi cantik. Untuk  mendapatkan jabatan, bukan dengan menuruti atasan diluar kendali, dan untuk mendapatkan perhatian bukan dengan merubah jati diri. Tetaplah menjadi pribadi yang baik sesuai porsi tanpa harus menyakiti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun