Mohon tunggu...
fatil Fusillah
fatil Fusillah Mohon Tunggu... 23107030026 UIN sunan Kalijaga

ilmu komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Kontroversi Pembangunan Ibu Kota Kabupaten Bima Sebagai Pusat Budaya dan Ekonomi

31 Mei 2024   23:26 Diperbarui: 1 Juni 2024   13:19 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Agung Bima (Lombok post)

Masjid Agung Bima (Lombok post)
Masjid Agung Bima (Lombok post)

Kedua, Pasar yang lebih memadai sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan ekonomi tentunya pasar menjadi aspek yang tak kalah penting untuk disediakan. Dalam berbagai sudut pandang ekonomi, kehadiran pasar sangat di harapkan sebab selama ini masyarakat lebih banyak bertransaksi jual beli di Kota Bima sedangkan baik penjual dan pembeli lebih banyak dari masyarakat kabupaten Bima maka jangan heran perputaran uang kita jauh lebih sedikit dibandingkan yang ada di kota.

Ketiga, Akses Air Bersih merupakan kebutuhan dasar manusia tentunya ini juga menjadi skala prioritas yang harus disediakan pemerintah dalam perencaannya, disamping sebagai asset dan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) air bersih merupakan kebutuhan fital bagi masyarakat kota. Pemerintah sudah seharusnya mulai saat ini membangun infrastruktur perpipaan sebab beberapa desa yang ada di Kecamatan Woha kesulitan air bersih terutama wilayah Desa Samili dan Kalampa.

 Keempat, dalam perencanaan memasukkan Taman Kota sebagai bagian perencanaan merupakan aspek yang penting sebagai daerah resapan air dan pusat rekreasi masyarakat kota. Dalam berbagai pengalaman pada perencanaan tata ruang kota banyak kota di Indonesia justru menyediakan taman kota setelah munculnya berbagai persoalan perkotaan diantarannya lonjakan penduduk, berdirinya bangunan dan pemukiman. Kejadian ini jangan sampai terjadi di kota yang akan kita bangun ini.

Kelima, Sarana Publik sebagai pusat budaya dan kegiatan keagamaan yang representasi merupakan bagian penunjang aktifitas masyarakat. Arus globalisasi dan modernisasi semakin mengerus kebudayaan lokal yang dikenal kental akan nilai-nilai religusnya, pengaruh ini makin mengakar sehingga generasi muda tidak lagi mengenal adat istiadatnya sendiri belum lagi pengaruh buruk akan maraknya narkoba dan pergaulan bebas membuat banyak permasalahan kenakalan remaja. Peran pemerintah daerah diharapkan tidak lagi hanya sebatas seromonial semata harus ada langkah kongkrit melalui penyediaan sarana prasarana publik.

Membangun ibu kota kabupaten Bima bukanlah hal yang mudah. Sudah bertahun-tahun sejak pemekaran dan pemindahan ibu kota pelaksanaan pembangunan belum dilaksanakan terkecuali pusat perkatoran. Bertahun-tahun pula perencanaan ini tidak dipublikasikan sehingga menjadi tanda tanya besar bagi masyarakat arah pembangunan kota. Ketakutan akan minimnya anggaran pembangunan sebenarnya bukan sebagai alasan sebab Pemerintah memiliki kewenangan dalam kebijakan mana skala prioritas dalam merencanakan pembangunan itu sehingga Wajah ibu kota kabupaten yang didambakan oleh masyarakat bisa diwujudkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun