Mohon tunggu...
Mukhammad FatikhRiduwan
Mukhammad FatikhRiduwan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Progam Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Belum Maksimalnya Penerapan Perkembangan Teknologi dalam Sistem Pembelajaran, Apa Penyebabnya?

2 Oktober 2022   19:39 Diperbarui: 2 Oktober 2022   19:40 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pada saat ini minat baca anak bangsa Indonesia sangatlah rendah. Menurut data statistic  dari United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO), dari total 61 negara, Indonesia berada di peringkat ke 60 dengan tingkat literasi terendah. Minimnya kesadaran masyarakat terhadap membuat Indonesisa berada di peringkat ke 60 negara dengan literasi terendah. 

Maka dari itu kita harus menumbuhkan minat baca seorang anak sedini mungkin, agar kesadaran generasi bangsa akan pentingnya membaca semakin meningkat. Adapun yang menjadi salah satu penyebab rendahnya minat baca anak di Indonesia yaitu karena anak di Indonesia pada saat ini lebih suka menghabiskan waktu dengan bermain gadget ketimbang menghabiskan waktu dengan membaca buku. Terlebih lagi pada saat ini perkembangan media social sangatlah pesat sehingga itu akan memengaruhi terhadap minat baca anak di Indonesia. 

Harus kita ketahui bahwa, minimnya minat baca anak-anak di Indonesia tentunya harus menjadi perhatian bagi kita semua, terutama bagi orang tua. Karena membaca merupakan suatu hal yang sangat penting, dengan membaca kita dapat mengetahui banyak hal yang belum kita ketahui. 

Seperti halnya yang dikatakan oleh seorang pepatah yaitu membaca adalah jendela dunia. Karena dengan membaca maka seseorang akan mengetahui banyak hal yang belum ia ketahui. Namun dengan seiring berkembangnya teknologi saat ini membuat para anak-anak pada zaman ini menjadi malas untuk membaca. 

Bahkan pada saat ini anak-anak yang berusia 5 tahun pun sudah pandai mengoperasikan handphone dan mereka sudah terbiasa menggunakan hanphone untuk bermain game bahkan mereka sudah mengenal media social seperti halnya Tiktok. 

Dan itu tentunya membutuhkan perhatian dari kita semua terutama dari orang tua. Karena orang tua tidak seharusnya memberikan handphone kepada anak-anak yang berusia 5 tahun. Karna seharusnya anak-anak yang berusia 5 tahun lebih banyak membaca buku, ketimbang bermain handphone.

Selain gadget terdapat factor-faktor lain yang menjadi penyebab rendahnya minat baca anak di Indonesia, yaitu:

  • Orang tua kurang menyadari bahwa membaca sejak dini itu penting. Orang tua sering menganggap bahwa masa kanak-kanak adalah masa bermain sehingga masa kecil mereka dihabiskan untuk bermain dengan teman sebayanya.
  • Perpustakaan sekolah menyediakan buku yang kurang menarik bagi anak-anak. Buku yang menarik bagi anak-anak ialah buku yang memiliki warna warni dan memiliki gambar.
  • Masyarakat kurang peduli untuk mendirikan taman bacaan. Jika ada taman bacaan yang didirikan dilingkungan sekitar, hal itu bisa mengundang para anak-anak untuk datang dan membaca buku yang menarik sesuai dengan usia mereka.
  • Selalu beranggapan bahwa membaca buku merupakan suatu hal yang membosankan.
  • Dari awal memang tidak ada ketertarikan untuk membaca buku. Rasa malas mereka yang membuat mereka enggan dan tidak tertarik untuk membaca buku. Karena para anak-anak cenderung lebih suka bermain handphone ketimbang membaca buku.

Selain itu juga terdapat dampak-dampak negative yang timbul akibat ketidak sukaan seorang anak untuk membaca buku. Adapun dampak negative tersebut ialah:

  • Banyak generasi muda yang mendadak menjadi pemalas
  • Akibat dari malas membaca buku yaitu kurangnya pengetahuan yang dimiliki sehingga akan sulit untuk bersaing dengan daerah lain ataupun negara lain.
  • Sulit mendapatkan pekerjaan karena minimnya pengetahuan.
  • Generasi muda yang malas membaca akan sulit dalam bersosial karena memiliki wawasan yang kurang.
  • Para generasi muda akan sulit mengembangkan potensi yang ada dalam diri sendiri karena sempitnya pengetahuan.

Baik jika dilihat dari berbagai persoalan diatas, tentunya minimnya minat baca anak di Indonesia merupakan suatu masalah yang serius dan tidak bisa dianggap remeh. Karena membaca merupakan jedela dunia dan dengan membaca anak anak akan mendapatkan banyak pengetahuan. Lalu bagaimana penerapan teori fungsionalistik dalam mengembangkan minat baca anak di Indonesia?

Baik unntuk pertamanya saya akan mengenalkan apa itu teori fungsionalistik. Teori fungsionalistik sendiri merupakan sebuah teori yang menekankan pada stimulasi dan juga refleks. Dalam teori ini lebih ditekankan kepada perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Mengenai penerapan teori fungsionalistik untuk membantu mengembangkan minat baca anak di Indonesia yaitu dapat berdasarkan dengan hokum latihan (Law Of Exercise) yaitu para orang tua bisa menerapkan hokum latihan atau Law Of Exercise yaitu dengan memberikan latihan kepada anak dengan tidak meminjamkan handphone kecuali dihari sabtu minggu. Tentunya dengan cara tersebut para anak-anak dengan mulai perlahaan dapat meninggalkan ketergantungan mereka untuk bermain hp setiap hari dan bisa lebih memfokuskan untuk membaca buku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun