Industri bioskop di Kota Malang telah berkembang pada tahun 1920an atau lebih tepatnya pada masa kolonial Belanda. Saat itu, bioskop menjadi tempat hiburan yang terkenal di kalangan masyarakat Afdeling Malang (Kabupaten Malang) dan Stadsgemeente Malang (Kota Malang). Arsip Belanda menyebut industri bioskop dengan nama Theater dan Bioscoop. Selanjutnya, industri bioskop mulai berkembang dengan adanya beberapa film ternama yang ditayangkan di bioskop. Film ternama tersebut dapat dari Indonesia, Asia, Eropa dan Amerika Serikat. Terdapat beberapa bioskop yang memiliki bentuk bangunan unik pada masa pasca kemerdekaan yaitu misbar atau dikenal dengan gerimis bubar. Bioskop misbar terkenal pada beberapa wilayah di Indonesia termasuk di Kota Malang. Di Kota Malang terdapat dua bioskop misbar yaitu Bioskop Kelud dan Bioskop Tenun.Â
Bioskop Tenun merupakan sebuah bioskop legendaris di kawasan industri pabrik atau lebih tepatnya di Jl. Susanto. Sejarah dari bioskop ini terbatas pada sumber informasi dan telah ada pada masa orde baru. Bioskop ini dikatakan sebagai bioskop kelas menengah dengan teknis misbar (gerimis bubar) sama seperti Bioskop Kelud. Sayangnya, bioskop ini telah berhenti beroperasi yang penyebabnya sama seperti bioskop legendaris lainnya karena perkembangan zaman sekitar akhir tahun 1990an. Saat ini, Bioskop Tenun beralihfungsi menjadi gudang penyimpanan kulit yang dimiliki PT. Usaha Loka Unit Kulit di Jl. Susanto. Gudang ini pernah mengalami kebakaran pada tanggal 15 Maret 2020 dan pernah diliput oleh Tribun Jatim. Walaupun kejadian kebakaran tersebut menjadi rangkaian sejarah dari Bioskop Tenun. Sebagian masyarakat Malang telah mengetahui adanya Bioskop Tenun khususnya pada generasi 1960an-1990an. Gambaran dari Bioskop Tenun, dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar yang diatas telah diizinkan oleh pemilik akun Instagram (IG) Malang Heritage untuk diunggah pada artikel populer ini. Harapannya semua generasi dari masyarakat Malang mengetahui sejarah dari bangunan bekas bioskop yang terdapat di Kota Malang dari masa kolonial Belanda sampai dengan saat ini karena sejarah tidak terpaku pada sejarah besar atau bersifat nasional. Namun, sejarah yang bersifat lokal atau mikro dapat menjadi sejarah yang ada di sekitar lingkungan masyarakat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI