Mohon tunggu...
Fathurrahman Helmi
Fathurrahman Helmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis Sepakbola

Jika Menulis Bisa Membuatmu Abadi, Kenapa Masih Berdiam Diri. Ambil Penamu dan Goreskan di Kertas Putih Itu. | Kontak: Fathur99mbo@gmail.com fathurhelmi (Instagram) @fathoerhelmi (twitter)

Selanjutnya

Tutup

Bola

945 Minutes and 9.5 Point A la Messi

2 Juli 2015   01:34 Diperbarui: 2 Juli 2015   03:41 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Warning!: Tulisan ini mengandung konten pribadi. Niatnya cuma sharing. Merasa tidak nyaman sok close saja. Opini sesuai pengetahuan dan pemikiran saya. Anda tidak senang tulisan saya, saya tidak membenci anda. Ini style saya sok urusin style sendiri. #NamanyaJugaHidup.

Bosankah Lionel Messi mencetak gol? mungkin itulah yang banyak bersliweran di pikiran banyak pecinta sepakbola. Entah bagaimana satu-satunya peraih 4 gelar Ballon D'or tidak bisa mencetak gol melalui Open Play bukan cuma di Copa America 2015 kali ini tapi juga selama 945 Menit di pertandingan kompetitif alias pertandingan bersama Argentina. 945 Menit itu diraih sama dengan 1 Tahun lebih waktu bagi Messi untuk menyimpan pundi-pundi gol nya di level kompetisi negara. 

Bisa dikatakan Messi mungkin saja bingung sendiri juga. Terakhir kali mencetak gol di level kompetitif adalah gol keduanya melawan Nigeria di Penyisihan Grup Piala Dunia 2014. Lama sekali. Setahu saya Messi berhasil mencetak dua gol kala melawan Hong Kong di laga persahabatan. Tapi kalau laganya bersahabat kayaknya mudah. Kalau Kompetisi? Kapan bersahabatnya?

Salah satu mungkin yang mempengaruhi seret gol Messi di Argentina adalah karena Si Kutu Buku harus bermain sedikit ke dalam. Bahkan dalam sekali. Terutama untuk menjemput bola dan lebih sering sebagai Playmaker atau kreator bagi Aguero, Tevez maupun Higuain. Bagaimana di Barcelona? menjadi playmaker bukanlah tugas utamanya. Sudah terlalu banyak playmaker di Barcelona.


Bahkan bisa jadi ban kapten mempengaruhi psikologis seorang Lionel Messi. The New Maradona ini terkesan lebih berhati-hati ketika memegang bola. Tidak sengotot di Barcelona. Dia tahu jika terlalu ego maka ban kapten apalah guna. Bisa jadi kan? Jangan-jangan penyakit Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney kala memakai ban kapten di timnas latah diikuti seorang Messi. Neymar juga begitu kan ya?

Memang tidak ada yang bisa dijadikan patokan benar banget dari analisa saya terhadap melempemnya seorang Messiah. Ya, kalau anda mau maka segera bertemu dengan dia dan tanyakan langsung. Jangan sampai kecewa jika dia juga tidak tahu mengapa dia begitu. Loh ahaha.

Itu yang sempat menghantui Argentina menjelang laga melawan Paraguay yang notabene lolos ke Semifinal sama-sama lewat adu penalti (kompak banget, mana pelatihnya sama-sama dari Argentina juga). Jangan sampai ketidakmampuan Messi mencetak gol mempengaruhi permainan rekan-rekannya.

Padahal apa bedanya posisi dia di Argentina dan Barca. Sama-sama sayap kanan. Tapi disini peran Tata Martino yang memang ketika melatih Barca juga menempatkan Messi agak ke dalam. Hal yang ditakutkan memang benar terjadi. Messi di Estadio Municipal tidak bisa mencetak satupun gol dari 6 gol yang dilesakkan La Albiceleste ke gawang Runner Up Copa Edisi sebelumnya tersebut. Semakin kuat sindiran bagi mereka yang karbitan bola.

"Itu loh Messi Jagonya cuma pas ada Xavi atau Iniesta saja"

Duh...

Tapi apa yang saya dapatkan setelah mengubek-ubek dunia maya? dilansir Dailymail.co.uk , Leo begitu sapaannya berhasil meraih 9.5 point di pertandingan yang menghasilkan 7 gol tersebut. Bagaimana bisa? Lah kan dia tidak cetak gol? Karbitan semakin ngotot.

Messi ternyata mencetak Hattrick! Bukan Hattrick gol karena tidak ada nama Messi di papan skor untuk satu gol pun. Tapi, Hattrick Assist yang mengantarkannya meraih point hampir sempurna dalam laga yang sedikit keras di awal bulan 7 tersebut. Messi memberi Assist kepada Rojo, Pastore dan Higuain.

"He doesn't need to score to be happy. He's not concerned by his lack of goals." Ujar Tata Martino sehabis pertandingan. Jadi ingat ketika gol Rojo, Mantan Pemain Argentina ini tersenyum girang bukan main.

Jika dilihat memang cuma Messi yang bisa diharapkan ketimbang Pastore, Biglia maupun Mascherano. Pastore dan Biglia cenderung melakukan banyak penetrasi dan mencari sebanyak mungkin celah untuk masuk ke kotak penalti sehingga terkesan tidak sabar dalam memegang bola. Sementara Mascherano biarkan menjadi Box to Box Midfielder yang senantiasa menjaga kedalaman permainan dan menjadi penghubung pertahanan dengan lini depan.

Salah satu yang membuat point Messi semakin besar adalah Dribble! Messi memang sangatlah jago dribble. Gol Di Maria merupakan hasil dari kerja keras Messi melewati 3 pemain lawan dengan posisi yang serba nanggung tapi berhasil dengan baik. Messi pun tercatat sebagai Man of The Match di pertandingan ini dan meraih MOTM untuk ketiga kalinya hanya dengan satu gol penalti sebagai tabungan golnya di Copa America.

Messi menjawab kritik. Bahwa Gol bukanlah segalanya. Ketika dia bisa berperan akan kemenangan tim melalui cara apapun kenapa harus mencetak gol. Tak selamanya kita akan selalu menjadi sesuatu yang terus menerus asik di mata orang padahal konteks yang ada sangatlah berbeda. Mau Messi cetak gol? Ajak Xavi, Iniesta ataupun Rakitic agar Naturalisasi ke Argentina. Tapi mustahil. Berbahagialah karena Messi tetap tahu cara menjadi yang terbaik walau bukan karena cetak gol. Pemain mana bisa bikin Hattrick Assist di Copa America kali ini selain Messi? Raih 9.5 lagi.

Yang menjadi pertanyaan adalah akankah Messi kembali terseok di Final Kompetisi Negara? setelah sebelumnya kandas di Final Piala Dunia 2014 setahun kemarin? Yah tapi kan minimal dapat pemain terbaik di turnamen sudah cukuplah seperti Brasil 2014 lalu ya kan La Pulga?

Ditulis oleh Fathurrahman Helmi. Fisiknya Oriental, Jiwanya Aceh tapi Hatinya berlabuh di Bandung. Lahir untuk mengamati dan diamati orang lain. Salah satu Atjeh Pungo. Penulis Buku Kumpulan Puisi “Aku, Bola dan Sepatu”. Moderator Bedah Buku dan Seminar di Universitas Telkom. Menyukai dan Terpengaruh oleh Karya Kahlil Gibran dan Imam Al-Ghazali. Menulis Opini tentang Filsafat, Komunikasi, Politik hingga Komedi. Mahasiswa Konsentrasi Marketing Komunikasi, S1 Ilmu Komunikasi, Universitas Telkom.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun