Mohon tunggu...
Fathorrasik
Fathorrasik Mohon Tunggu... Guru - Pengawas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumenep

MENGALIR SEPERTI SUNGAI YANG MENGARAH PADA SAMUDERA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kesempurnaan Dalam Keberagaman

28 Oktober 2021   04:58 Diperbarui: 28 Oktober 2021   05:17 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tidak lebih dari sepuluh menit, Markoya telah siap membawa kopi dengan aroma khas Arab yang sekali teguk saja bisa menghilangkan kantuk hingga subuh.

"Mari diminum, Guru!"

"Terimakasih, Mar. Wah kopi buatanmu benar-benar sempurna. Rupanya kamu jago bikin kopi. Belajar dari mana bikin kopi seenak ini, Mar?" 

"Biasa aja guru tidak pernah belajar. Ya... mungkin karena pengalaman aja. Saya tidak pernah belajar dan tidak punya trik khusus bikin kopi"

"Tapi kopi buatanmu benar-benar sempurna. Kamu bisa meramu dengan tepat antara kadar kopi dan gulanya. Sehingga karakter masing-masing bagian tidak saling mendominasi. Rasa manisnya gula tidak menghilangkan karakter pahitnya kopi. Pun, sebaliknya". 

"Begitulah hidup itu, tercapainya kesempurnaan justru terjadi karena keberagaman. Bahkan, Tuhan membangun semesta dengan pola keberagaman. Bukankah sesuatu itu diketahui hakikatnya dari arah sebaliknya? Bisa dibayangkan bagaimana susahnya mendefinisikan atas jika tidak ada bawah. Pun, laki-laki selamanya tidak akan terdefinisikan jika tidak ada perempuan. Jadi, bukan tanpa maksud Tuhan menciptakan keberagaman, agar saling mengenal".

Markoya hanya bisa diam mencerna apa yang diutarakan gurunya. "Sepertinya, guru sengaja memberikan penjelasan yang justru menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru", batinnya. 

Tanpa terasa jam sudah menunjukkan angka 04.40 dan kopi pun sudah tinggal ampasnya di dasar cangkir.

"Aku pulang dulu, Mar!" seru Mukidi memecah lamunan Markoya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun