Mohon tunggu...
Fathin Amim Mufidah
Fathin Amim Mufidah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Pendidikan Islam Anak Usia Dini UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gen Ibu Lebih Dominan dalam Intelegensi Anak, Benar atau Salah?

12 Oktober 2020   06:46 Diperbarui: 12 Oktober 2020   07:09 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang bilang, kecerdasan seorang anak turun dari ibu. Saat saya membaca sebuah utas di salah satu akun pengguna twitter, dia menuliskan bahwa gen ibu lebih dominan dalam intelegensi anak. Saat pertama kali membaca itu, saya bingung. Jujur saja, saya sebelumnya sama sekali belum mengetahui kebenaran akan pendapat tersebut.

Akan tetapi, setelah saya melihat pada diri saya sendiri, saya menemukan bahwa hal itu mungkin saja benar. Karena, saya sendiri bukan orang yang pandai dalam bidang sains, apalagi matematika. Begitu menyadari bahwa ternyata ibu saya pun mengalami hal yang sama, jadi mungkin "ketidak-bisaan" yang saya miliki menurun dari ibu.

Namun, kenapa kakak perempuan saya justru sebaliknya? Dia paling mahir dalam bidang sains terutama matematika. Mengetahui fakta ini membuat saya kembali ragu akan pendapat orang-orang yang mengatakan bahwa intelegensi atau kecerdasan seorang anak diturunkan dari ibu.

Oleh karena itu, saya kemudian mencari pembenaran dari beberapa jurnal. Sebelumnya, kita ketahui bahwa yang dimaksud dengan intelegensi adalah sebuah kemampuan yang telah ada sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu.

Banyak juga orang yang masih kebingungan antara kata "intelektual" dan "intelegensi". Jadi, intelek yaitu berpikir, sedangkan intelegensi adalah suatu kemampuan kecerdasan.

Potensi kognitif yang dimiliki oleh masing-masing anak itu ditentukan pada masa konsepsi atau pembuahan. Akan tetapi, untuk mewujudkannya yaitu diperlukan bantuan lingkungan serta kesempatan yang dia dapatkan. 


Sebuah potensi yang dibawa anak-anak sejak lahir itu merupakan faktor keturunan yang nantinya akan menentukan batas perkembangan tingkat intelegensi atau kecerdasan seorang anak. 

Seperti yang kita tahu bahwa proses kognitif itu berhubungan dengan kecerdasan intelegensi. Pada dasarnya, kata "intelektual" yang biasa kita dengar itu hampir sama maknanya dengan kognitif.

Melalui sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Washington, diambil kesimpulan bahwa seorang wanita cenderung mewariskan gen kecerdasan kepada anaknya, yang terbentuk dari kromosom X. 

Seperti yang kita ketahui, bahwa wanita memiliki dua kromosom X, sedangkan para lelaki hanya memiliki satu X. Oleh karena itu, wanita akan memikili dua kali lipat peluang untuk menurunkan gen kecerdasaanya kepada anak, dibandingkan dengan laki-laki.

Kemudian, meskipun seorang ayah memiliki gen kecerdasan yang sangat tinggi dibandingkan dengan ibu, akan tetapi tetap saja kesempatan untuk menurunkannya kepada anak lebih kecil. Seperti yang tertulis dalam Psikology-Spot, jika kecerdasan yang ada pada anak diwariskan dari gen ayah dan ibu, maka gen dari ayah akan gugur dan menjadi tidak aktif. Bagaimana menurut kalian, apa pendapat tersebut benar adanya?

Nah, pendapat lain yang disampaikan oleh seorang ahli psikiatri dari Utrecht University Medical berpendapat bahwa gen kecerdasan yang diturunkan dari gen ibu itu tidaklah mutlak. 

Karena bisa saja kan, ada orang tua yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata, tetapi anaknya bahkan tidak begitu cerdas, atau bahkan sebaliknya.

Hal ini semakin diperkuat dengan fakta, bahwa selain karena keturunan genetik dari orang tua, kecerdasan yang dimiliki seorang anak dapat diperoleh dari banyak faktor, seperti misalnya lingkungan. Seperti dengan siapa saja si anak bergaul, makanan apa saja yang mereka konsumsi, pola pengasuhan seperti apa yang dia terima, dll. 

Hal-hal tersebut tentunya juga berpengaruh pada peningkatan kecerdasan anak. Diperkirakan bahwa ada sekitar 40-60% integensi anak yang diturunkan dari orang tua, sisanya yaitu dari faktor lain di luar dirinya sendiri.

Orang tua pun sebenarnya dapat mengusahakan agar bisa meningkatkan intelegensi anak-anaknya. Tentunya dibutuhkan waktu dan kesabaran di dalamnya. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan mengajarkan bagaimana keterampilan sosial pada anak-anak.

Contohnya dengan membiasakan anak untuk menyelesaikan masalahnya dengan teman, diajarkan pentingnya berbagi pada sesama, membiasakan anak untuk ikhlas membantu orang lain, dll. adalah termasuk langkah awal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan sosial anak.

Selain itu, memberi banyak kesempatan kepada anak untuk mengeksplor lingkungannya. Untuk sekali-kali, biarkan anak memilih dan mencoba hal yang salah, untuk kemudian dapat dia jadikan pelajaran agar tidak mengulanginya lagi. 

Dan juga, terkadang masih banyak orang tua yang gemas ingin membantu segala hal yang dilakukan oleh anak. Padahal, ini sebenarnya tidak dibenarkan, karena dapat menghambat peningkatan kecerdasan mereka.

Kemudian, penting juga untuk membiasakan anak belajar sejak dini. Belajar mengenai materi apapun itu yang tentunya berguna dan tidak menyita waktu anak dalam melakukan aktivitas keseharian mereka. 

Mendampingi anak saat belajar dan mengerjakan tugas rumah. Akan tetapi, jangan terlalu banyak membantu juga, sama seperti paragraf sebelumnya, karena dapat menghambat kecerdasan anak, dan mereka akan semakin malas dan hanya mengandalkan bantuan orang lain.

Selain itu, menjadi orang tua tidak boleh terlalu sering dalam memuji anak. Boleh saja, bahkan sangat dianjurkan untuk sesekali memuji anak guna menghargai kerja kerasnya, akan tetapi tidak boleh terlalu berlebihan. 

Karena jika terlalu sering memuji akan menyebabkan seorang anak menjadi sombong dan bisa saja di kedepannya si anak enggan untuk berusaha menjadi lebih baik lagi, karena merasa bahwa orang tuanya selalu bangga akan apa saja yang mereka lakukan dan memuji mereka.

Jadi, itulah yang dapat saya tulis. Intinya, ya memang benar bahwa seorang ibu memiliki lebih banyak kesempatan untuk mewariskan kecerdasan pada anak-anaknya dibandingkan dengan si ayah. 

Akan tetapi, genetik hanyalah salah satu faktor pendamping saja. Ingatlah bahwa faktor eksternal anak juga turut ikut andil dalam intelegensi anak, seperti bagaimana pola pengasuhan yang diterapkan orang tuanya di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun