Mohon tunggu...
Fathin Amim Mufidah
Fathin Amim Mufidah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Pendidikan Islam Anak Usia Dini UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Proses Pembelajaran Kognitif pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)?

26 Maret 2020   22:03 Diperbarui: 26 Maret 2020   22:13 1374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setiap anak merupakan suatu anugerah yang diturunkan oleh Yang Maha Kuasa pada setiap orang tua yanh dikehendaki-Nya. Dan setiap orang tua tentulah mengharapkan sosok anaknya yang sehat, yang akan berguna sebagai penerus tali keluarga, dan diharapkan menjadi insan yang bermanfaat bagi orang-orang dan lingkungan di sekitarnya.

Namun, faktanya tidak semua anak akan terlahir sehat dan sempurna, baik dalam fisik, maupun psikis dan mentalnya. Biasanya, anak yang terlahir "tidak sempurna" tersebut memiliki kekurangan atau suatu penyimpangan dalam dirinya jika dibandingkan dengan anak-anak yang lain. 

Akan tetapi, anak-anak ini juga merupakan makhluk yang istimewa yang mesti kita syukuri keberadaannya serta kita beri limpahan kasih sayang layaknya anak-anak lainnya.

Anak yang memiliki penyimpangan atau kekurangan, baik pada fisik maupun mentalnya ini biasanya disebut dengan anak berkebutuhan khusus (ABK). Yang dimaksud penyimpanan disini, bisanya dapat memengaruhi dan mengganggu kemampuan sosial, kognitif, fisik, dan kemampuan lainnya.

Nah, "perbedaan" yang terdapat pada ABK ini memungkinkan kita sebagai orang tua atau tenaga pendidik harus memahami bahwa mereka memerlukan penanganan yang khusus pula. 

Termasuk dalam proses pembelajarannya dan perkembangan mereka pun perlu diperhatikan. Kita harus menyesuikan pola dan sistem pembelajaran dengan taraf kemampuan ABK tersebut.

Dalam perkembangan kognitif seorang anak, panca indera sangat berperan penting dalam menerima dan menyerap stimulus yang berasal dari luar yang selanjutnya aka diproses oleh otak. 

Nah, proses inilah yang kemudian akan membentuk pemahaman dalam diri anak. Hal ini juga yang turut membedakan antara anak normal dengan anak-anak berkebutuhan khusus.

Seorang pendidik agar dapat mengetahui tingkat kepahaman seorang anak didiknya biasanya akan melakukan suatu evaluasi atau penilaian untuk mengukur seberapa pahamnya mereka. 

Akan tetapi, pada ABK biasanya memerlukan intervensi atau perlakuan khusus yang berbeda yang sesuai dengan kemampuan dan kelemahan sang anak.

Untul ABK, hambatan utama yang perlu diatasi pertama kali yaitu masalah akan perilaku non-adaptif mereka. ABK cenderung tampak mudah ketakutan, seperti misalnya takut akan tempat tinggi, ruang yang gelap, dsb.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun