Mohon tunggu...
Fathi Almirhea
Fathi Almirhea Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Program Studi Pembangunan Wilayah Fakultas Geograafi Universitas Gadjah Mada

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Peranan Ekonomi Lokal di Kabupaten Tegal

14 Februari 2017   18:02 Diperbarui: 14 Februari 2017   18:10 4200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Kabupaten Tegal merupakan salah satu kabupaten yang masuk dalam bagian administrasi Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Tegal, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), memiliki luas wilayah 878,79 km2. Wilayah Kabupaten Tegal seluruhnya berada pada ketinggian antara 0-1600 mdpl. Secara umum, topografi wilayah Kabupaten Tegal dapat dibagi menjadi 3 bagian, bagian utara merupakan wilayah dengan topografi landai yang mencakup dataran pantai utara Jawa. Selanjutnya adalah bagian tengah yang memiliki topografi landai hingga berbukit. Terakhir adalah wilayah dengan topografi bergunung yang berada disisi selatan Kabupaten Tegal. Wilayah bergunung ini disebabkan letaknya yang berada dilereng tengah dari Gunung Slamet.

Banyak potensi lokal yang bisa dikembangkan di Kabupaten Tegal. Potensi lokal tersebut muncul selain dari melimpahnya sumberdaya yang ada, juga muncul dari kebudayaan masyarakat Tegal yang termasuk dalam kebudayaan pesisir dan pegunungan. Kebudayaan pesisir memunculkan potensi lokal berupa kerajinan batik. Batik di Kabupaten Tegal memiliki motif yang beraneka ragam. 

Dari segi warna, batik Kabupaten Tegal yang merupakan jenis batik pesisir memiliki warna cukup mencolok. Hingga saat ini perkembangan usaha batik Tegalan sudah cukup pesat. Selain batik, Kabupaten Tegal juga terkenal dengan industri konveksi, seperti pembuatan baju, celana, dan lainnya. Industri ini banyak berkembang di Kecamatan Adiwerna. Kebanyakan industri konveksi yang ada merupakan industri rumahan, sehingga memiliki jumlah yang cukup banyak.

Potensi lokal lainnya yang dimiliki oleh Kabupaten Tegal ialah potensi pertanian, khususnya tanaman hortikultura. Tanaman hortikultura sendiri terdiri dari tanaman sayur, buah, tanaman hias, dan tanaman obat. Tanaman hortikultura banyak ditanam di wilayah Kabupaten Tegal bagian selatan karena wilayah tersebut memiliki ketinggian antara 800-1600 mdpl. Produktivitas dari tanaman hortikultura di Kabupaten Tegal dapat dikatakan baik, khususnya untuk tanaman sayur-sayuran yang produktivitasnya rata-rata mencapai 100 Kw/Ha.

Potensi lokal di Kabupaten Tegal sudah dikembangkan dengan sangat baik. Hal ini tentunya dikarenakan adanya komitmen dari pemerintah daerah untuk terus mengembangkan ekonomi lokal yang ada. Pengembangan potensi lokal melalui pendekatan pengembangan ekonomi lokal bisa dilihat dari banyaknya kegiatan usaha yang bergrak dibidang konveksi dan budidaya tanaman hortikultura. Bahkan untuk tanaman hortikultura sudah mulai dikembangkan kearah agrowisata dan agropolitan. Sedangkan untuk pengembangan ekonomi lokal, pemerintah telah membuat klaster-klaster pengrajin batik Tegalan maupun klaster konveksi.

Dari sisi penyerapan tenaga kerja, kegiatan dibidang konveksi dan tekstil mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 44729 orang ditahun 2015, sedangkan usaha dibidang pertanian hortikultura menyerap tenaga kerja sebesar 31464 pada tahun 2015 (Kabupaten Tegal Dalam Angka, 2015). Dapat dikatakan jika serapan tenaga kerja pada dua kegiatan usaha tersebut termasuk tinggi. Apabila dilihat pula dari rasio kontribusi serapan tenaga kerja di Kabupaten Tegal, kegiatan tekstil dan konveksi menyumbang 7,85% serapan tenaga kerja di Kabupaten Tegal dan untuk pertanian hortikultura menyerap 5,52% dari seluruh tenaga kerja yang ada di Kabupaten Tegal. 

Disisi ekonomi, industri konveksi dan tekstil pada tahun 2015 memiliki pendapatan sebesar Rp807.409.000,00, berkontribusi dalam menyumbang PDRB Kabupaten Tegal sebesar 3,16%. Untuk pertanian hortikultura menyumbang pendapatan hingga Rp1.083.740.000,00 dengan kontribusi terhadap PDRB sebesar 4,24%.

Jika melihat data-data yang ada, bisa ditarik kesimpulan bahwa peranan ekonomi lokal pada bidang konveksi, tekstil, dan budidaya tanaman hortikultura di Kabupaten Tegal cukup signifikan dalam memajukan wilayah Kabupaten Tegal. Terlihat dari banyaknya tenaga kerja yang terserap dari adanya kegiatan di usaha-usaha tersebut serta cukup tingginya pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan konveksi, tekstil, serta pertanian hortikultura. Ke depan apabila pemerintah Kabupaten Tegal terus serius menggaarap pengembangan ekonomi lokal, bisa dipastikan daya saing Kabupaten Tegal kian meningkat, bisa jadi dapat mengalahkan kota-kota lain di Jawa Tengah maupun di Indonesia. 

Terlebih jika melihat laju pertumbuhan ekonomi pada masing-masing kegiatan tersebut, dimana kegiatan tekstil dan konveksi memiliki laju pertumbuhan 2,15% dan pertanian hortikultura laju pertumbuhannya mencapai 4,40%. Sangat dimungkinkan di masa-masa yang akan datang, ekonomi Kabupaten Tegal akan benar-benar didukung oleh ekonomi lokal yang ada.

Kabupaten Tegal memang masih jarang dilirik oleh investor skala besar. Ketidakminatan investor banyak disebabkan oleh faktor masih kurang memadainya infrastruktur yang ada. Ditambah pula Kabupaten Tegal masih dirasa sebagai kabupaten yang kurang maju bila dibanding dengan kabupaten atau kota yang lain. Oleh karena itu ekonomi lokal di Kabupaten Tegal masih sangat mendominasi sistem perekonomian yang ada. Masyarakat terus didorong untuk membuka usaha-usaha baru dengan pemanfaatan sumberdaya lokal yang dimiliki. Tidak jarang, cerita-cerita keberhasilan pengembangan ekonomi lokal juga menjadi pendorong bagi masyarakat untuk ikut terlibat dalam pengembangan ekonomi lokal.

Pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten Tegal membawa dampak yang cukup baik bagi perkembangan wilayahnya. Terlihat dari meratanya perkembangan wilayah antara satu kecamatan dengan kecamatan yang lain. Bahkan pusat pertumbuhan di Kabupaten Tegal tidak terkonsentrasi hanya di Kecamatan Slawi sebagai ibukota kabupaten, tetapi juga berada di kecamatan lain. Pusat pertumbuhan muncul pula di Kecamatan Adiwerna sebagai salah satu pusat industri konveksi dan tekstil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun