Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Pacar Kevin Sanjaya Jujur tentang RBF, Apa Arti dan Terapinya?

17 Januari 2022   13:11 Diperbarui: 17 Januari 2022   15:56 7127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi thenewdaily.com.au

Pada tahun 2015, Jason Rogers dan Abbe Macbeth telah meneliti fenomena RBF untuk melihat dengan tepat apa penyebabnya. 

Jason Rogers dan Abbe Macbeth dari Noldus Information Tecnology, yaitu perusahaan yang mengembangkan perangkat lunak untuk menganalisis wajah para selebriti Hollywood, Amerika Serikat.

Dengan menggunakan teknologi yang disebut FaceReader, Rogers dan Macbeth melihat katalog 10.000 wajah dan memetakan 500 titik di setiap wajah untuk mendapatkan salah satu dari delapan emosi utama yakni kebahagiaan, kesedihan, kemarahan, ketakutan, keterkejutan, jijik, penghinaan, dan netral. 

Hasilnya menunjukkan bahwa beberapa orang benar-benar mengekspresikan lebih banyak emosi negatif di wajah mereka daripada yang lain.

Orang dengan RBF memiliki sebanyak 6% emosi di wajah mereka. Emosi yang paling sering diungkapkan oleh orang-orang ini adalah penghinaan. Pada dasarnya, orang-orang di sekitar mereka mendapatkan kesan bahwa penderita RBF menganggap dirinya superior dan orang lain tidak berharga.

Rekomendasi apa yang terbaik untuk penderita RBF?

Tentu saja bukan dengan cara mengubah wajah, tetapi dengan neuroplastisitas. Neuroplastisitas adalah kemampuan otak melakukan perubahan dan adaptasi ketika ada koneksi baru pada saraf. Jadi dengan banyak latihan dapat mengubah otak Anda. Salah satunya melatih untuk sering tersenyum.

Ada beberapa trik langkah menyingkirkan RBF yakni:

1. Ketika melihat seseorang, lihatlah ke atas agar mata lebih terbuka dan tidak menunduk
2. Akali dengan riasan mata, menggunakan eyeliner dan eyeshadow untuk wanita, agar membentuk mata yang tertunduk
3. Tersenyum kecil agar mulut tidak tertunduk dan pipi agak terangkat
4. Gunakan aksesoris seperti kacamata yang bisa menutupi RBF, juga dengan pakaian yang cerah

Sesungguhnya ini merupakan wajah bawaan dari lahir, seperti kata Kalina Oktarani bahwa wajahnya dari orok sudah seperti itu. Penderita RBF tidak berkewajiban mengubahnya. Karena inilah jati diri dan harus diterima. 

Dan seharusnya lingkungan sekitar menerima segala kekurangan ataupun kelebihan seseorang. Bukankah penilaian seseorang berdasarkan kata-kata dan perbuatan/tindakan seseorang dan bukan sesuatu yang dangkal yakni seraut wajah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun