Mohon tunggu...
Faatima Seven
Faatima Seven Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Moody

Loves writing. Founder and Writer at Asmaraloka Publishing http://ayreviuyu.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Jangan Undang Saya ke Istana

12 April 2019   16:35 Diperbarui: 12 April 2019   20:55 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo menyeka airmatanya menyimak penuturan UAS/Tvone

DIALOG  Prabowo dengan Ustad Abdul Somad di TV One, Kamis (11/4) sungguh  luar biasa. Masya Allah. Dua sosok yang sangat mencintai  rakyat dan umat dan dicintai pula oleh rakyat dan umat, bertemu dalam suasana nurani. Berdua saja tanpa moderator.  Alhamdulillah.

Air mataku jatuh ketika UAS... dengan suara tersendat hampir tak terdengar berujar,

 "Dua saja pesan saya, Pak... setelah Bapak dilantik nanti, satu, jangan undang saya ke istana, biarkan saya tetap dakwah ke hutan-hutan. Dua, jangan beri saya jabatan..."

Ya Allah... UAS mengatakan 'SETELAH Bapak dilantik' dan bukan 'KALAU Bapak dilantik." Itu artinya UAS telah yakin dengan yang akan terjadi. Wallahu alam. Pula dua permintaannya, menunjukkan sejatinya Ustad Abdul Somad yang sangat dekat dengan ciri Ulama Wara yang tidak tergoda tipuan dunia.

Momen ini seperti sebuah penegasan ayatullah (tanda Allah) pula atas kegamanganku sebagai manusia beberapa hari ini. Pasalnya, beberapa teman yang selalu  'ngopeni' alam sebelah dan mengklaim netral konon 'dibisiki' bahwa Prabowo akan dikalahkan lagi (oleh kecurangan) . Mendengar itu tentu saja aku berontak jiwa raga. Tidakkah alam melihat bahwa di seluruh penjuru, di setiap posko pertemuan dan di setiap lapangan luas membentang, selalu Prabowo Sandi yang dielukan? Bahkan rakyat rela bayar makan dan ongkos sendiri datang dari arah mana pun sekedar untuk menunjukkan kesungguhan hati bahwa mereka ingin perubahan. Bahkan rakyat mengumpulkan berkarung-karung uang recehan dan diserahkan pada Prabowo maupun Sandi saat acara. Mereka ingin mengamanahkan negeri ini pada Prabowo Sandi. Bukankah sangat jelas semua tanda itu?

Keris Kyai Ki Joko Piturun (simbol mandat kekuasaan) dianugerahkan pada Prabowo oleh Sang Empunya di Sriwedari, Solo.
Keris Kyai Ki Joko Piturun (simbol mandat kekuasaan) dianugerahkan pada Prabowo oleh Sang Empunya di Sriwedari, Solo.

Lantas apa hujjah alam sebelah ? Kehendak Allah? Masa sih Allah Taala mengabaikan tangis para pencari keadilan yang tersudut di berbagai bilik penjara? Mana mungkin Allah diam lama melihat korban-korban kedhaliman yang bekasnya menggurat di wajah-wajah mereka? Tidak mungkin Allah Taala menutup langit dari doa-doa yang dipanjatkan secara massal dari berbagai tempat dengan tangan menengadah semua ke langitNya di jam-jam doa qabul? Padahal Allah Taala telah berjanji, "Mintalah padaKu maka akan Kuberikan." Dan Allah Taala lah sebaik-baik Penjaga dan Pemberi.

Dengan hujjah ini, 'bisikan' beberapa teman itu sekuat daya kuabaikan karena pengalaman di pilkada 2016 juga hampir sama tatkala jagoanku ANIES SANDI melawan AHOK JAROT. Konon menurut 'alam sebelah' yang mereka yakini, walaupun Ahok Jarot tak disukai kalangan relijius (Islam)  tetapi Ahok dilindungi langsung oleh Antaboga... tak mungkin tak menang katanya secara kekuatan duniawi juga pendukung utama mereka. Saat itu aku cuma menjawab, "Mari kita buktikan. Bagiku tiada Tuhan selain Allah dan menurutku Antaboga hanya salah satu ciptaan Allah, dia dalam kendaliNya. "

Di mana pun Prabowo Sandi berdiri, rakyat selalu berjejal.
Di mana pun Prabowo Sandi berdiri, rakyat selalu berjejal.

Maka ketika ANIES SANDI menang, aku sujud syukur karena pembuktian Allah atas keyakinanku. Alhamdulillah. Dan kini, fakta 2016 itu pula yang kukatakan pada para peyakin 'alam sebelah'.  Sampai di sini, sempat aku bertanya sendiri, alam sebelah yang mereka yakini ini siapa sebenarnya... jin ataukah nurullah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun