Penting pula untuk menyoroti aspek keberlanjutan penelitian itu sendiri. Tanpa perangkat lunak yang baik, hasil penelitian sulit untuk direplikasi, diperluas, atau bahkan dipercaya. Maka transparansi dan keandalan perangkat lunak menjadi fondasi integritas ilmiah.
Opini ini tidak bermaksud menyalahkan para ilmuwan yang membangun perangkat lunaknya "seadanya", tetapi justru mengajak komunitas rekayasa perangkat lunak untuk aktif masuk ke ranah ini. Dunia ilmiah butuh perangkat lunak yang tidak hanya kuat secara algoritmik, tetapi juga kokoh secara arsitektural dan dapat dipelihara secara jangka panjang.
***
Dengan adanya kajian seperti yang dilakukan Arvanitou dan tim, kini kita memiliki peta yang lebih jelas untuk bergerak ke depan. Saatnya rekayasa perangkat lunak tidak lagi menjadi "properti eksklusif" para insinyur teknologi informasi, tetapi menjadi bagian integral dari semua disiplin yang bergantung pada kekuatan perangkat lunak.
Karena pada akhirnya, pengetahuan yang dibangun dengan perangkat lunak rapuh akan ikut rapuh. Dan ilmu pengetahuan yang besar, membutuhkan fondasi perangkat lunak yang tangguh.
Refrensi : Gray, J., & Rumpe, B. (2018). Software engineering methods in other engineering disciplines. Software and Systems Modeling, 17, 363–364. https://doi.org/10.1007/s10270-018-0674-5Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI