Alamat lah kita sampai kampus pasti kena semprot dosen. Karena itu lah baru juga dua tahun menjalani kemacetan dan amukan dosen rasanya sudah mau menyerah.
Susah ya ternyata jadi warga kota malang mau kemana-mana juga macet. Sebenarnya ini salah siapa kira-kira? Salah penduduk yang padat atau memang jalan yang terbatas
Saya pernah tanya sama sohib yang asli warga malang. Jawabnya ketus dong katanya salah kami yang memilih menetap padahal bukan warga asli malang.
Kalau memikirkannya dengan seksama ada benarnya juga sih. Tapi kalau sambil jalan melihat jalanan di kota malang mulai wilayah kecamatan klojen, lowokwaru,sukun sampai blimbing semua macet. kok ya bukan cuma karena pendatang
Kalau ditanya waktu macetnya kapan, setelah mencoba kemungkinan sepinya orang lalu lalang ternyata tidak ada. Selain waktu orang berangkat dan pulang kerja ternyata ada saja penyebab macet lainya. Mulai dari angkot, orang menyebrang jalan, sampai parkir tengah jalan
Lanjut sohib saya tadi mengatakan kalau mau tidak macet hindari tinggal di wilayah pusat kota atau pusat pendidikan. Jadinya saya memilih kedungkandang wilayah paling timur kota malang. ternyata prank, setiap pagi jembatan kedungkandang penuh sesak orang mengejar waktu
Pasal 2Â
warga malang melihat sendiri indahnya wisata parkir
kalau macet karena semua terburu-buru di pagi masih bisa dimaklumilah, tapi kok ini setiap waktu dan semua jalan macet. sebagai contoh lagi kalau berangkat dari kedungkandang mau ke veteran atau jalan gajayana pilihanya melewati pasar besar atau raya langsep. kedua wilayah melawatinya butuh waktu lenggang, kalau mau memilih jalur kayu tangan ya pasti rameÂ
kayu tangan dulu terkenal dengan jalur besar kini jadi tempat wisata beh, wisata parkir. setiap kita melawatinya pasti butuh keahlian extra untuk menghindari berbagai kendara di jalan kayutangan.
umak gak salah baca parkirnya itu dijalan kayu tangan. belum lagi orang lalu lalang kita sebagai pengendara ya harus mengalahlah. kebanyakan kendaraan yang mengalah ini faktor kemacetan yang lain.