Mohon tunggu...
Lyfe

Review Buku "Islam, Kepemimpinan Perempuan, dan Seksualitas"

4 Mei 2019   17:16 Diperbarui: 4 Mei 2019   17:42 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

ada kesempatan kali ini penulis memilih untuk mengulas salah satu buku yang memuat isi tentang isu keperempuanan dan feminisme. Buku ini merupakan buku yang ditulis oleh Neng Dara Affiah dengan judul Islam, Kepemimpinan Perempuan dan Seksualitas dimana buku ini adalah satu dari sekian banyak buku yang ditulis oleh Neng Dara Affiah. Buku ini menghimpun berbagai macam tulisan yang beredar pada media massa yang berupa surat kabar, berita maupun jurnal pada rentang waktu 1986-2016.

Neng Dara sendiri adalah dosen di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang memiliki ciri yang khas dimana ketika ia mengajar selalu membawa perspektif gender dan berbagai macam cerita yang pernah ia alami dalam kehidupannya sebagai contoh untuk para mahasiswa/I nya ia juga sangat aktif dalam gerakan-gerakan yang berbasis keperempuanan atau feminisme. Penggunaan bahasa dalam buku ini tidaklah terlalu mudah namun juga tidak pula terlalu berat masih nyaman untuk dibaca untuk mereka-mereka yang tidak memiliki hobi membaca.

Dalam buku nya ini penulis menemukan ada tiga pembagian materi yang dilakukan oleh Neng Dara. Penulis kira pembagian ini adalah upaya untuk memahami konteks yang dituliskan dalam buku ini dan membuat buku ini menjadi lebih sistematis dan runut. Adapun tiga pembagian materi tersebut ialah:

Islam dan Kepemimpinan Perempuan,
Islam dan Seksualitas Perempuan, dan
Perempuan, Islam dan Negara.

Merujuk kepada pembagian materi yang telah dibuat oleh Neng Dara, penulis akan berusaha mengulas isi nya satu persatu sesuai dengan materi. Hal ini dimaksudkan agar kedepannya mudah untuk dipahami isi dari bab per bab dan dapat dipahami secara jelas isi dalam bab tersebut.
Islam dan Kepemimpinan Perempuan

Pada awal bab Neng Dara menyajikan suatu potongan ayat yang menurut penulis berpengaruh dan progresif. Ayat tersebut adalah Surat Alhujurat ayat 49:13 yang berbunyi "salah satu keutamaan ajaran Islam adalah memandang manusia secara setara tidak mebeda-bedakannya berdasarkan kelas sosial (kasta), ras, dan jenis kelamin. Dalam Islam, yang mebedakan seseorang dengan yang lain adalah kualitas ketawaannya, kebikannnya selama hidup di dunia, dan warisan amal baik yang ditinggalkannya setelah ia meninggal."

Selanjutnya, setelah membahas tentang kesetaraan antar manusia Neng Dara berusaha untuk membahas konteks kepemimpinan perempuan, dimana hal tersebut sangat tabu dibicarakan oleh banyak orang. Masyarakat selalu berpandangan bahwa bila bicara tentang pemimpin ya selalu lah laki-laki bukan perempuan, dari cara pandang ini menurut penulis Neng Dara membahas tentang kepemimpinan perempuan dengan cara membawa hadis Nabi. Hadis yang dikutipnya pada saat itu adalah hadis riwayat dari Ibn Abbas yang berbunyi "Masing-masing kamu adalah pemimpin. Dan masing-masing kamu bertanggung jawab atas apa yang di pimpinnya".

Berawal dari hadis ini ia beranggapan bahwasanya tidak ada satu pun konsep dalam Alquran yang membatasi perempuan untuk menjadi pemimpin, dan bahkan Alquran menyerukan manusia untuk menjadi pemimpin.

Selain itu, ia juga menjelaskan bahwasanya ada beberapa hal yang menghalangi perempuan untuk menjadi pemimpin yaitu "ego kolektif". Ego kolektif dalam komunitas masyarakat muslim masihlah melanggengkan nilai-nilai patriarki. Alam bawah sadar masyarakat patriarkis ini memiliki ego untuk tunduk di bawah kekuasaan perempuan, maka dari itu narasi agama acap kali dimanipulasi dan menjadi tameng untuk kepentingan ego penafsirannya. Karena dalam masyarakat ini memandang laki-laki sebagai manusia utama, dan perempuan sebagai manusia pelengkap.

Islam dan Seksualitas Perempuan
Pada bagian ini Neng Dara mengkrucutkan permasalahan-permasalahan yang dialami oleh para perempuan yang identik dengan ranah-ranah domestik dan hubungan seperti pernikahan dan poligami. Dalam masyarakat muslim yang patriarkis wacana-wacana perempuan menikah muda untuk menghindari zina, dan tentang ajakan berpoligami adalah hal yang banyak dialami oleh perempuan muslim khususnya kali ini penulis membawanya dalam konteks ke Indonesiaan.

Dalam bukunya Neng Dara menjabarkan bahwasanya pernikahan atau perkawinan ini adalah suatu tahapan penting dalam kehidupan kebudayaan dan komunitas agama. Dimana pernikahan menjadi salah satu hal yang diperintahkan oleh Tuhan dalam agama masing-masing, hal ini termaktub juga dalam salah satu hadis nabi yang berbunyi "Kawinlah kamu, berketurunanlah kamu, berkembangbiaklah kamu, maka sesungguhnya aku akan berbangga dengan banyaknya kamu sekalian terhadap umat lain di hari kiamat nanti" dan "Nikahilah olehmu perempuan yang dapat memperbanyak anak". Namun, Neng Dara melihat seolah-olah anjuran untuk menikah ini hanyalah ditujukan hanya kepada para laki-laki bukan kepada para perempuan, dan juga dalam konteks melahirkan bahwasanya "hamil" itu adalah aktivitas yang dilakukan oleh dua pihak bukan hanya satu pihak dan banyak sekali kasus dimana perempuan dipaksa untuk memiliki anak padahal belum ingin untuk memilikinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun