Sektor pertanian Indonesia kembali mencatatkan capaian membanggakan pada semester pertama tahun 2025. Ekspor hortikultura nasional melonjak hingga 49% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan signifikan ini tidak hanya menandai semakin kuatnya daya saing produk pertanian Indonesia di pasar global, tetapi juga menjadi bukti nyata dari kerja keras petani, penyuluh, serta dukungan penuh pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) dan kementerian terkait lainnya.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso  seperti dilansir dari VIVA Banyuwangi (Minggu, 31 Agustus 2025 - 06: 44 WIB ) menegaskan, keberhasilan ekspor hortikultura merupakan hasil sinergi lintas kementerian dalam menjaga ketahanan pangan sekaligus memperluas pasar luar negeri. "Semester pertama ini produk hortikultura ekspornya meningkat 49%. Selain ketahanan pangan dalam negeri terjaga, Indonesia juga berada di jalur menuju lumbung pangan dunia," ujar Budi saat menghadiri kegiatan di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Sabtu (30/8/2025).
                                           Â
Budi menjelaskan, kolaborasi Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian terus dilakukan untuk memastikan akses pasar ekspor terbuka lebar, sementara distribusi pangan dalam negeri tetap lancar. Pemantauan harga melalui SP2KP (Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok) juga dilakukan secara intensif. "Kalau ada indikasi harga naik, langsung kami koordinasikan. Sejauh ini harga aman dan stabil. Ini hasil kerja bersama," tegasnya di sela-sela Gerakan Pangan Murah (GPM).
Di sisi lain, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang juga di lansir dari VIVA Banyuwangi (Minggu, 31 Agustus 2025 - 06: 44 WIB ) Â menyampaikan kebanggaannya atas capaian tersebut. Menurutnya, lonjakan ekspor hortikultura ini adalah buah nyata kerja keras para petani di lapangan, pendampingan intensif dari para penyuluh, serta konsistensi jajaran Kementan dalam mendorong peningkatan produksi dan kualitas pertanian nasional. "Ini luar biasa, saya baru tahu ekspor hortikultura naik 49 persen. Ini hadiah untuk Kementan dan seluruh petani Indonesia, dan kebun itulah kantor kita. Karena itu, saya lebih sering berada di lapangan ketimbang di kantor," ujar Amran.
Lebih jauh, Amran menekankan bahwa peningkatan ekspor tidak berdiri sendiri, melainkan sejalan dengan keberhasilan Indonesia dalam menekan impor pangan. Menurutnya, ketahanan pangan tidak hanya diukur dari kecukupan dalam negeri, tetapi juga dari kemampuan menekan ketergantungan pada produk luar. "Kita tidak impor nilainya Rp80 triliun, bahkan dengan jagung bisa mencapai Rp100 triliun. Jadi jelas, impor bisa ditekan, sementara ekspor naik," jelas Amran dalam keterangan resmi Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Untuk menjaga tren positif tersebut, Kementan telah menyiapkan sejumlah strategi kunci, mulai dari hilirisasi produk pertanian, peningkatan mutu hasil hortikultura, hingga diversifikasi pasar ekspor. Dengan strategi ini, diharapkan produk hortikultura Indonesia tidak hanya berdaya saing tinggi, tetapi juga mampu menembus pasar-pasar baru yang lebih luas. Amran optimistis kontribusi sektor pertanian terhadap devisa negara akan semakin besar, seiring meningkatnya volume dan nilai ekspor.
Pencapaian ganda berupa menurunnya impor sekaligus meningkatnya ekspor hortikultura ini memberi dampak nyata bagi perekonomian nasional. Di satu sisi, petani merasakan harga jual yang stabil berkat permintaan ekspor yang meningkat. Di sisi lain, masyarakat juga diuntungkan dengan ketersediaan pangan yang cukup dengan harga terjangkau. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan pertanian tidak hanya fokus pada aspek produksi, tetapi juga memperhatikan keseimbangan pasar dan kesejahteraan petani.
Selain itu, capaian ini memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi besar menjadi lumbung pangan dunia. Dengan keberhasilan menjaga ketahanan pangan domestik, menekan impor, sekaligus meningkatkan ekspor, Indonesia semakin percaya diri menghadapi persaingan global.
Ke depan, pemerintah melalui Kementan berkomitmen untuk terus memperluas akses pasar ekspor hortikultura, memperkuat kelembagaan petani, serta meningkatkan kualitas produksi melalui teknologi dan inovasi pertanian. Dukungan penyuluh yang selalu hadir di lapangan juga menjadi kunci penting agar petani semakin terampil dan mampu memenuhi standar internasional.
Kenaikan ekspor hortikultura sebesar 49% ini menjadi simbol bahwa kerja keras petani Indonesia tidak sia-sia. Dari kebun hingga pasar internasional, buah tangan para petani kini semakin dihargai dunia. Dengan semangat kolaborasi dan gotong royong, Indonesia terus bergerak menuju kemandirian pangan dan posisi terhormat sebagai lumbung pangan dunia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI