Mohon tunggu...
Faris Syahluthfi
Faris Syahluthfi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pelita Bangsa

Halo guys

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peranan Kriptografi dalam Keamanan Informasi Untuk Menghadapi Kejahatan di Dunia Maya

7 Januari 2023   21:09 Diperbarui: 7 Januari 2023   21:24 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keamanan fisik dan keamanan informasi merupakan dua hal yang harus ditanggapi secara serius sekaligus dari perspektif keamanan informasi berbasis digital atau data elektronik, sebagaimana layaknya uang dua sisi Keamanan fisik mengacu pada semua tindakan yang diambil untuk melindungi data dan informasi menggunakan teknik dan kebijakan yang melibatkan sumber daya yang siap diakses (yaitu, fisik). Sebagai ilustrasi, bagaimana langkah-langkah keamanan dapat diterapkan terhadap fasilitas fisik seperti kamera keamanan (juga dikenal sebagai CCTV atau kamera pengawas), sensor jaringan, pintu keamanan di pusat data, lokasi akses perimeter, kunci port, alarm keamanan, kartu identifikasi akses, dan sebagainya. Saat ini terjadi, sejumlah teknik, termasuk manajemen kata sandi, perangkat lunak antivirus, sistem deteksi intrusi, dan pemutakhiran

Paling tidak ada empat tujuan mendasar dari diberlakukannya kriptografi ini yang sangat erat kaitannya dengan aspek keamanan informasi, yaitu:

Kerahasiaan Data. memastikan bahwa data atau informasi yang ada hanya dapat diakses oleh pihaki yang memiliiki otoritas atau wewenang, dengan cara menggunakan kunci rahasia yang menjadi miliknya untuk membuka dan/atau mengupas informasi yang telah disandi;

Integritas Data. Meyakinkan bahwa data atau informasi tertentu adalah utuh dan asli alias tidak terjadi aktivitas manipulasi data pihak-pihak yang tidak berhak, baik dalam bentuk pengubahan, penyisipan, penambahan, pengurangan, penghapusan, maupun pensubtitusian;

Autentifikasi Memastikan bahwa data atau informasi yang dihasilkan memang benar-benar berasal dari pihak yang sebenarnya memiliki kewenangan untuk menciptakan atau berinteraksi dengan data/informasi tersebut; dan

Non Repudiasi. Meyakinkan bahwa benar-benar telah terjadi proses ataupun mekanisme tertentu yang terkait dengan keberadaan data/informasi dari pihak-pihak yang berhubungan sehingga terhindar dari segala bentuk penyangkalan yang mungkin terjadi.


Teknik kriptografi atau lebih sederhananya dikenal sebagai proses penyandian ini dilakukan dengan menggunakan sejumlah algoritma matematik yang dapat memiliki kemampuan serta kekuatan untuk melakukan:

  • Konfusi atau pembingungana  - merekonstruksi teks yang terang atau mudah dibaca menjadi suatu format yang membingungkan, dan tidak dapat dikembalikan ke bentuk aslinya tanpa menggunakan algoritma pembalik tertentu; dan
  • Difusi atau peleburan - melakukan mekanisme tertentu untuk menghilangkan satu atau sejumlah karakteristik dari sebuah teks yang terang atau mudah dibaca.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kuncinya, bukan kerahasiaan algoritme, yang menentukan seberapa andal suatu algoritme di dunia nyata. Enkripsi (tindakan mengubah teks biasa menjadi teks sandi) dan dekripsi adalah satu-satunya dua operasi transformasi yang dilakukan oleh algoritme dalam masalah, secara teori, (proses transformasi terbalik, yaitu mengubah teks sandi menjadi teks yang jelas). Kata sandi, atau lebih umum disebut, kunci, dapat berupa apa saja mulai dari rangkaian huruf campuran, angka, dan simbol hingga berbagai biometrik, termasuk sidik jari, retina mata, karakteristik suara, suhu tubuh, dan kombinasi lainnya. Standar Enkripsi Data (DES), Blowfish, Twofish, MARS, IDEA, 3DES, dan AES (untuk cipher kunci simetris) adalah algoritma yang terkenal.

  • Penutup

Pada akhirnya, setiap orang memiliki komponen dasar keamanan informasi. Arsitektur atau postur internet, yang menghubungkan ratusan atau mungkin jutaan titik koneksi, dengan jelas menunjukkan bahwa mata rantai terlemah adalah yang memberikan kekuatan keseluruhan pada jaringan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada gunanya jika hanya sebagian kecil masyarakat yang menyadari dan peduli terhadap keamanan informasi, dan banyak pihak lain yang tidak ingin menyadari pentingnya upaya kolaboratif untuk menjaga diri mereka sendiri. Perlu diingat bahwa tidak ada negara di dunia yang menghabiskan waktu atau uang untuk menjaga keamanan informasi negara lain. Keamanan bagi warga negara Indonesia

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun