"Pantang Pulang Sebelum Berhasil"
Itulah slogan berupa stigma yang sering dilantunkan para anak rantauan. Mereka tak berani pulang ke rumahnya sebelum memberikan kabar baik terhadap semua keluarganya.
Keluarga mereka percaya bahwa anak rantauan nantinya dapat memberikan hasil yang terbaik. Hasil terbaik yang bisa membahagiakan keluarga maupun dirinya sendiri.
Saya terkadang miris dengan fenomena tersebut.
Dalam hati, saya ingin membenarkan stigma itu. Bukan mustahil orang rantauan bisa sukses, namun tidak semudah itu untuk mencapai suatu hal yang diinginkan.
Sekelas Thomas Alva Edison pun harus melalui langkah yang sangat panjang. 9.955 percobaan. Bagi orang awam, 9.955 percobaan adalah suatu hal yang sangat berat. Mencoba melakukan sesuatu dari nol lagi dengan berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Kita sebagai manusia tidak bisa memprediksi apapun yang akan terjadi. Usaha kita adalah memperbanyak usaha dan perbaiki ibadah kepada-Nya.
Bagi orang yang sudah sukses, mereka akan melihat  bahwa 9.955 percobaan adalah suatu hal yang kecil. Mereka sudah merasakan getir pahitnya perjuangan. Jatuh lalu bangun lagi. Belum tentu juga ketika bangun kita bisa langsung sukses. Sukses mendapatkan apa yang kita inginkan.
Saya hanya ingin berkata, "Mohon kepada semua orang yang sedang menunggu seseorang dalam merantau, Janganlah cepat-cepat engkau meminta cerita suksesnya. Karena mereka pun memiliki cerita tersendiri dalam berjuang dari pahit manisnya kehidupan."
Saya disini mewakili anak rantauan ingin mengatakan bahwa kami disini mencoba untuk melakukan hal semaksimal mungkin yang kami bisa. Kami bekerja siang malam, tanpa kenal lelah hanya karena ingin membahagiakan kalian semua.
Terkadang kami pun terpaksa harus berbohong atas kondisi kami di sini. Berbohong tentang kesehatan kami, berbohong tentang finansial kami, dan berbohong tentang kesehatan mental kami. Kami hanya ingin, kalian semua tidak khawatir terhadap kami.
Kami membuat janji pada diri kami sendiri, apapun itu permasalahnnya. Biarkan kami mencoba menyelesaikan nya sendiri. Biarkan kesusahan ini kami yang tanggung sendiri dahulu.
Kalian semua yang menunggu kami di rumah, tunggulah cerita kesuksesan kami nanti. Tunggulah kami bisa memberikan senyuman termanis kepada kalian semua.
Terimakasih telah menunggu kami selama ini. Terimakasih sudah membersamai kami dalam proses ini.
Dukaku memanglah sebanyak itu, namun sukaku melebihi dari dukaku. Sebuah suka memang harus dilewati dengan duka. Karena sesuatu yang sifatnya tanpa perjuangan membuat hal yang berharga menjadi sia-sia.
Anak rantauan adalah anak yang sering kalian cemoohkan, bilangnya nggak ada hasil, bilangnya menghabiskan uang dan tenaga.
Tunggu,
Biarkan mereka semua mancaci  hingga mereka lelah. Biarkan mereka menolok-olok kami hingga bosan.
Biarkan waktu yang akan menjawab. Dari mata kepala mereka sendiri, mereka akan melihat ketika orang yang mereka ragukan telah mencapai suatu kesuksesan itu.
Seorang yang dahulunya seperti orang yang tidak mempunyai harapan hidup, sekarang telah menunjukannya. Bahwa semua orang yang mau berusaha dengan apa yang ia inginkan. Itu akan terjadi atas kehendak-Nya.
"Terjadilah, Maka Terjadilah. "