Mohon tunggu...
FaridHidayatulloh
FaridHidayatulloh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Seorang Mahasiwa yang menikmati kegiatan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Krisis Kesehatan Mental: Studi Menunjukkan Peningkatan yang Mengkhawatirkan

6 Juni 2023   23:04 Diperbarui: 6 Juni 2023   23:09 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam beberapa tahun terakhir, krisis kesehatan mental global telah mendapat perhatian yang signifikan ketika masyarakat dihadapkan dengan dampak dari kesejahteraan psikologis pada suatu individu dan komunitas. Berangkat dari masalah ini, penulis menyajikan analisis komprehensif dari data penelitian dan studi terbaru yang akan dimuat pada artikel kali ini. 

Menurut sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), satu dari empat orang di seluruh dunia merasakan pengaruh dari kesehatan mental. Dewasa ini, kondisi kesehatan mental telah menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan, yang mengarah pada kebutuhan yang lebih besar akan kesadaran, intervensi, dan dukungan dari berbagai macam pihak. 

Dalam kaitannya dengan kondisi kesehatan mental, faktor-faktor dibawah ini adalah penyebab paling utama. diantaranya ;

  1. Sosial Media dan Kesehatan. Sebuah studi yang diterbitkan di JAMA Pediatrics meneliti korelasi antara penggunaan media sosial dan hasil kesehatan mental di kalangan remaja. Para peneliti menemukan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi, kecemasan, kesepian, dan pandangan yang buruk terhadap bentuk fisik. Dalam hal ini, membangun kebiasaan online yang sehat dan mempromosikan kesejahteraan digital telah muncul sebagai faktor penting dalam mengatasi masalah kesehatan mental di kalangan remaja.  

  2. Remaja : Usia yang Rentan. Krisis kesehatan mental memiliki dampak yang sangat memprihatinkan bagi kaum muda. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan peningkatan tajam dalam kunjungan gawat darurat terkait kesehatan mental di kalangan remaja. Tekanan media sosial, tuntutan akademik, dan ekspektasi masyarakat telah berkontribusi pada lonjakan kecemasan, depresi, dan angka bunuh diri di kalangan generasi muda.

  3. Kejenuhan dan Stress di Lingkungan Kerja. Tempat kerja merupakan salah satu sarang masalah kesehatan mental dengan stres dan kelelahan yang meningkat. Sebuah studi yang dilakukan oleh American Institute of Stress menemukan bahwa 83% pekerja di Amerika Serikat menderita stres terkait pekerjaan. Masalah ini tidak hanya memengaruhi kesehatan mental individu tetapi juga memengaruhi produktivitas dan kinerja organisasi secara keseluruhan. Untuk mengatasi hal ini, aplikasi digital yang praktis inovatif telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam mendukung kesehatan mental. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Medical Internet Research menyoroti keefektifan aplikasi smartphone dalam menyediakan intervensi yang dapat diakses dan hemat biaya untuk kecemasan dan depresi. Aplikasi ini menawarkan dukungan, terapi, dan latihan mindfulness yang dapat memberikan efek positif pada kondisi kesehatan mental.


    Studi dan data penelitian diatas menunjukkan urgensi untuk memprioritaskan kesehatan mental dalam skala global. Peningkatan stres di tempat kerja, dan tantangan yang dihadapi kaum muda telah meningkatkan krisis kesehatan mental. Namun, dengan peningkatan kesadaran bersama, maka terdapat harapan untuk memicu suatu perubahan. Dengan menangani dampak media sosial, memanfaatkan aplikasi digital, dan menerapkan strategi di tempat kerja, kita dapat mengembangkan lingkungan yang lebih sehat dan mendukung bagi individu untuk berkembang secara mental dan emosional. Menanggapi hal ini, maka sangat penting bagi masyarakat, pemerintah, dan komunitas yang concern terhadap isu ini untuk bersatu dalam memprioritaskan dan meminimalisasi masalah kesehatan mental.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun