Mohon tunggu...
Farida Adelina
Farida Adelina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tertarik pada konten2 yang berkaitan dengan spiritualitas iman Kriten, psikologi dan permasalahan dalam berbagai macam kehidupan serta tingkah laku manusia dalam meresponinya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

The Image of God

28 November 2022   11:00 Diperbarui: 28 November 2022   11:13 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

THE IMAGE OF GOD

Mungkin di antara kita pernah mendengar Kali Code yang ada di Yogyakarta? Apa saja yang terlintas dibenak kita ketika mendengar Kali Code? Pemukiman yang kumuh dan kotor namun telah disulap dan ditata dengan rapi oleh Romo Mangun sehingga menjadi daerah pemukiman yang sehat dan indah?. Mendengar kata kumuh kita cendrung memiliki asosiasi yang negative terhadap tempat tersebut, bukan hanya sesak, tidak sehat, kotor, berantakan, kemiskinan, rawan kejahatan, pasti orang-orang sedapat mungkin akan menghindari tempat seperti ini. Kekumuhan tersebut terlihat dari menumpuknya sampah, banyak penduduk yang menjadikan bantaran Kali Code sebagai tempat membuang sampah, bantaran Kali Code juga digunakan sebagai pemukiman pengemis, pemulung, pencopet, sampai PSK. Permukiman yang kumuh memang identik dengan banyak stigma negative, namun Romo Mangun dibantu dengan rekan-rekan mahasiswa serta partisipasi warga  tentunya. beliau dengan keahlian arsitekturenya dan hati yang penuh belas kasihan berhasil menata dan memperbaiki lingkungan kumuh tersebut. Bahkan atas upayanya ini, Romo Mangun Penghargaan Aga Khan untuk Arsitektur, yang merupakan penghargaan tertinggi karya arsitektural di dunia berkembang, untuk rancangan permukiman di tepi Kali Code, Yogyakarta. Ia juga menerima The Ruth and Ralph Erskine Fellowship pada tahun 1995 sebagai bukti dari dedikasinya terhadap wong cilik. Hasil jerih payahnya untuk mengubah perumahan miskin di sepanjang tepi Kali Code mengangkatnya sebagai salah satu arsitek terbaik di Indonesia.berhasil memperoleh banyak penghargaan baik di dalam dan di luar negeri.

Romo Mangun menjadi sosok pribadi yang menjadi berkat bagi lingkungan di sekitar Kali Code, menebarkan kebaikan dan memperbaiki kelayakan hidup kaum marginal, orang-orang yang terpinggirkan. Melalui kehadiran dan karyanya di Kalo Code sebagai pribadi yang sesuai dengan tujuan Allah menciptakan manusia, yaitu sebagai "the image of God atau gambar dan rupa Allah". Ia  Memperbaiki, menata, mengelola bumi supaya menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi manusia yang tinggal di dalamnya. Hal ini selaras dengan mandat budaya yang Tuhan berikan kepada manusia, yaitu untuk menguasai bumi, menggelola dan memeliharanya supaya menjadi tempat tinggal yang nyaman dan aman serta membawa kebaikan bagi penduduk, makhluk hidup lainnya serta alam sekitarnya. Romo Mangun merupakan manifestasi "gambar dan rupa Allah atau the Image of God" di bumi yang bekerja dan berkarya untuk menjadi berkat bagi sesama dan memuliakan Allah Sang Pencipta Semesta.

Manusia merupakah mahkluk ciptaan Allah yang paling unik, diciptakan khusus dengan maksud dan tujuan yang sangat khusus pula yaitu merepresentasikan Pencipta-Nya, berbeda dengan segala ciptaan Allah yang lainnya. Manusia diciptakan begitu mulia dan bernilai kekekalan, sehingga setelah manusia mati masih ada kehidupan lain setelah kematian, hal ini sangat berbeda dengan binatang, setelah mereka mati, maka sudah selesai masa hidupnya. Sehingga hanya manusia yang diperlengkai oleh Tuhan kemampuan berpikir, kebutuhan untuk menyembah dan beribadah kepada sosok yang lebih berkuasa daripada dirinya dan juga memiliki kebebasan (free will).

Prinsip ini sangat berbeda dengan prinsip "nihilism" Nietzsche, yang menganggap bahwa Tuhan sudah mati (Dead of God) karena ia melihat Tuhan mengijinkan kejahatan di dunia, tidak perlu ada konsep tuhan. Hidup manusia tidak berarti, dimana keberadaan manusia baik tindakan, penderitaan, keinginan dan perasaannya semua tidak ada artinya, hanya kesia-siaan belaka, pessimistic. Pandangan nihilisime sangat mempengaruhi dunia barat saat ini. Mereka sudah membuang kekristenan yang merupakan antithesis teori nihilism, karena konsep"Tuhan" karena tidak ada korelasinya dalam pencapaian kesempurnaan dan kehidupan manusia.


"A nihilist is a man who judges that the real world ought not to be and that the world as it ought to do not exist. According to this view, our existence (action, suffering, willing, feeling) has no meaning: this 'in vain' is the nihilists' pathos---an inconsistency on the part of the nihilists." ---Friedrich Nietzsche, KSA 12:9 "The Will to Power", section 585, diterjemahkan oleh Walter Kaufmann

Kesaksian hidup yang diberikan Romo Mangun sangat jauh berbeda dengan pandangan Nietzsche. Selama hidupnya ia bekerja dan berkarya, Koli Code merupakan bukti bahwa kehidupannya bukanlah suatu kesia-siaan, tetapi keberadaannya disana sudah menghadirkan kebaikan, memulihkan alam yang sudah rusak, menatanya kembali menjadi lingkungan hunian yang layak, aman dan sehat, bukan saja membuang stigma negative "kumuh" bahkan lebih dari itu, yaitu menjadi daya Tarik tersendiri, justru mengundang orang untuk datang kesana. Penghargaan-penghargaan yang diterimanya menunjukan afirmasi dari dunia dan orang lain akan karyanya, dan ini bukanlah Kesia-siaan.

Manusia menurut pandangan theolog Reformed adalah gambar dan rupa Allah, ini berkaitan dengan natur moral dan rasional manusia. Calvin menekankan bahwa pengertian "gambar dan rupa Allah" tidak hanya dibatasi oleh aspek rasio dan moral, tetapi juga seluruh keberadaan manusia yang membedakan manusia dengan semua makhluk lain, termasuk binatang. Berarti seluruh pikiran, perasaan dan kehendak merupakan integritas total manusia, yang membedakannya dari binatang. Binatang tidak memiliki semua itu, dan juga tidak memiliki hati nurani, dimana ada kebutuhan untuk menyembah, tunduk, beribadah kepada sosok yang lebih berkuasa dan mulia dari dirinya sendiri. Sehingga binatang memang tidak memiliki nilai kekekalan, jika sudah mati maka seluruh keberadaannya sudah selesai. Tetapi keberadaan binatangpun tidak bisa dikatakan Kesia-siaan, karena keberadaannya selama hidup ada maksudnya, yang sudah ditetapkan Allah sebelumnya.

Gambar dan rupa Allah di dalam diri manusia, menunjukkan adanya "kebenaran asali" yang merupakan derivasi (turunan) dari sifat ilahi. Namun sifat ini rusak oleh dosa dan diperbaharui ketika kembali di dalam Kristus. Theolog Reformed percaya gambar dan rupa Allah tidak hilang sama sekali. Karena jika hilang, maka manusia tidak lagi menjadi manusia.  Padahal walaupun manusia sudah rusak naturnya namun, manusia masih memiliki kebenaran asali, anugerah umum sehingga di dalam dirinya masih ada kemampuan untuk berbuat baik, berkarya untuk menciptakan kehidupan yang baik dan berbuat baik bagi sesamanya.

Richard Pratt dalam bukunya "Designed for Dignity" mengatakan ada beberapa elemen penting yang menjadikan manusia dikatakan sebagai gambar dan rupa Allah yaitu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun