Mohon tunggu...
Farid Wadjdi
Farid Wadjdi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bekerja di perusahaan kontraktor nasional, memiliki minat khusus di bidang arsitektur dan konstruksi, tapi juga ingin beceloteh dan curhat tentang apa saja.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Belajar Dari Pertarungan Persib Vs. PSMS Tahun 1985

5 Juni 2012   14:36 Diperbarui: 4 April 2017   16:20 8134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1338923027535751945

[caption id="attachment_192947" align="aligncenter" width="334" caption="Ilustrasi/ Admin (shutterstock.com)"][/caption]

Belum kering air mata keluarga korban meninggal kericuhan laga Persija Jakarta kontra Persib Bandung, kericuhan antar suporter sepak bola klub Indonesia kembali memakan korban. Seorang suporter Persebaya Surabaya tewas terinjak-injak usai pertandingan antara Persebaya kontra Persija Jakarta dalam lanjutan Liga Primer Indonesia (LPI) di Stadion Gelora 10 Nopember Surabaya, Ahad (3/6).

Kericuhan di dua laga di atas, yang terjadi di kompetisi ISL dan juga IPL, menambah buram potret sepakbola nasional kita. Banyak hal yang menyebabkan suporter bola Indonesia menjadi anarkis. Salah satu yang paling berpengaruh adalah adanya sentimen kedaerahan. Terlebih dengan nama-nama klub liga nasional yang menyandang nama kedaerahan, semakin memupuk fanatisme kedaerahan tersebut.

Faktor lain yang juga sering menjadi pemicu kericuhan adalah faktor wasit dan aparat pertandingan. Antara ketidaktegasan atau pun ketidakadilan wasit dan juga kurangnya penghormatan dari pemain terhadap wasit. Karena itu sering sering kita temui wasit yang berlari menghindari kejaran pemain yang marah. Hal ini mesti menjadi perhatian PSSI.

Satu hal yang paling menyedihkan adalah, apakah ini merupakan cerminan kekisruhan yang juga terjadi dalam kepengurusan PSSI? Mudah-mudahan tidak ada suporter yang beralasan seperti ini. Kalau ini terjadi, jelas ini merupakan tamparan keras bagi kepengurusan PSSI.

Belajar dari Pertandingan Persib vs PSMS Tahun 1985

Untuk semua elemen persepakbolaan nasional, mulai dari pimpinan PSSI, klub, hingga para suporter, mari menengok kembali dan belajar dari sportivitas yang ditunjukkan oleh penonton pertarungan yang melegenda, yaitu Persib vs PSMS Tahun 1986 yang berlangsung di Stadion Senayan (sekarang GBK). Mereka tetap mampu menunjukkan sportivitas yang mengagumkan, bahkan di tengah jumlah penonton yang berjubel dan mencatatkan rekor dengan jumlah penonton sekitar 150.000 penonton, yang mayoritas pendukung Persib.

Final Kompetisi Divisi Utama Perserikatan tahun 1985 yang mempertemukan PSMS Medan versus Persib Bandung tercatat sebagai pertandingan sepakbola paling fenomenal dalam kancah sepakbola Indonesia. Ada dua indikasi yang memperkuat itu.

Pertama, menurut buku Asian Football Confederation (AFC) terbitan 1987, pertandingan itu ditonton oleh sekitar 150.000 orang. Bobotoh Persib dan suporter PSMS membuat Senayan banjir manusia. Spanduk “Kami Medan Bung” berkibar di seluruh penjuru stadion. Ini merupakan pertandingan terbesar dalam sejarah sepakbola amatir di dunia. Saat itu kompetisi perserikatan masih digolongkan ke dalam liga amatir karena para pemainnya belum diikat kontrak yang jelas.

Kedua, meskipun penontonnya demikian banyak, kedua suporter tak saling bentrok sepanjang dan hingga usai pertandingan. Suporter PSMS Medan yang secara geografis lebih jauh dari Jakarta dibanding Jawa Barat, saat itu dikenal sebagai suporter fanatik yang santun. Bahkan, Mamek Sudiono, salah seorang pilar PSMS Medan saat itu pernah menceritakan betapa merindingnya dia memasuki Senayan ketika puluhan ribu suporter PSMS meneriakkan koorhorasberkali-kali.

Tak terbantahkan lagi, laga final Kompetisi Perserikatan 1984-1985 antara Persib dan PSMS Medan pada tanggal 24 Februari 1985 telah  menciptakan rekor jumlah penonton dalam pertandingan bola di negeri ini, yang belum terpecahkan hingga kini. Dari kapasitas 120.000 penonton yang tersedia, jumlah penonton yang hadir saat itu mencapai 150.000 yang mayoritas pendukung Persib. Penonton meluber hingga pinggir lapangan, tetapi wasit Djafar Umar mampu menyelesaikan tugasnya dan tidak terjadi kericuhan. Pada laga tersebut PSMS menang 4-3 melalui drama adu penalti setelah skor sama kuat 2-2. Pertandingan ini juga tercatat sebagai pertandingan terbesar dalam sejarah pertandingan amatir di dunia.

Menarik,  Menegangkan, Menguras Emosi, Namun Tetap Sportif

Pertandingan itu sendiri menampilkan permainan yang berkualitas sekaligus menguras emosi penonton, meskipun demikian semua pihak yang terlibat tetap menjunjung tinggi sportivitas, sehingga tak terjadi kerusuhan. Ini juga merupakan pertandingan yang sangat heroik dalam sejarah sepak bola Indonesia. Pertandingan berjalan sangat ketat, saling mengejar ketinggalan gol, hingga akhirnya diselesaikan melalui adu pinalti, dengan skor akhir 4-3 untuk kemenangan tim PSMS. Hebatnya lagi meskipun Persib sebagai ‘tuan rumah” menderita kekalahan, namun tidak terjadi kerusuhan. Padahal pendukung Persib jelas mendominasi jumlah penonton dibandingkan dengan pendukung PSMS. Sungguh ini merupakan cerminan tingginya sportivitas yang sulit dijumpai pada pertandingan sepak bola domestik masa kini.

Begitu kuatnya aura laga Persib vs PSMS tersebut, justru melahirkan persahabatan yang hangat antara Persib dan PSMS kala itu. Pemain-pemain Persib diundang untuk memperkuat PSMS memenuhi undangan Singapura untuk turnamen Piala Merlion. Dan Ajat Sudrajat, Kosasih, Robby Darwis, Sukowiyono dan Iwan Sunarya beberapa minggu mencicipi latihan bersama Ponirin dan kapten Sunardi A dkk di stadion Teladan, Medan. Penonton Medan mengelu-ngelukan Ajat Sudrajat sebagai “Soetjipto Soentoro Baru”.

Pertandingan Persib vs PSMS kala itu sangat sarat dengan pelajaran berharga, bagaimana sebuah sportivitas sebaiknya dikembangkan secara baik dan dewasa, penuh kekeluargaan seperti ciri budaya bangsa Indonesia yang kita kenal selama ini. Begitu sulitkah suporter kita untuk mencontoh keteladanan suporter pada pertarungan Persib versus PSMS kala itu?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun