Mohon tunggu...
Farid Sudrajat
Farid Sudrajat Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar kehidupan

pembelajar kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Senandung Solawat dan Dentuman Band Musik Berdamai di Kota 'Akhlaqul Karimah'

25 Januari 2017   17:50 Diperbarui: 25 Januari 2017   18:24 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi anda atau siapapun yang di Kota Tangerang, tentu mengenal yang namanya Komplek Pemerintahan Kota Tangerang, atau biasa disebut Puspem Kota Tengerang. Sebenarnya komplek puspem ini tidak hanya berisi kantor walikota dan DPRD saja. Disinipun terdapat ruang terbuka yang dipadu taman persis di hadapan gedung kantor walikota dan dprd itu. Dan sebelahnya ruang terbuka ini terdapat Masjid Al Azom, masjid yang menjadi kebanggakan warga kota Tangerang. Masjid dengan lima kubah besarnya, dan 4 menara dengan tinggi 55 meter, mampu menampung jamaah hingga 15 ribu.Konon masjid ini juga memiliki diameter kubah tanpa penyangga tiang terbesar di dunia dengan diameter 63 meter.

Lalu apa kaitannya dengan judul diatas ?

Sebenarnya tidak ada yang istimewa dengan tata letak pusat pemerintahan yang ada, khususnya di pulau Jawa. Sejak jaman kerajaan, keberadaan pusat pemerintahan umumnya berdampingan dengan masjid dan alun-alun (ruang terbuka). Yang barangkali mencerminan dua kehidupan, yaitu simbol akhirat (masjid) dan dunia (alun-alun) yang tidak dapat dipisahkan.

Rupanya dengan posisi yang demikian, menjadikan komplek puspem menjadi berinteraksi yang menarik bagi segala lapisan masyarakat dalam, terutama saat akhir pekan tiba. Pemda setempat benar benar mennyuguhkan kebutuhan dahaga rasa warganya dengan memfasilitasi keberadaan ruang terbuka dengan berbagai ornament dan hiasan. Sementara di masjid tidak pernah sepi dari berbagai kegiatan di dalamnya.

Sempatkanlah saudara singgah dan menghabiskan malam minggu di Kota Tangerang, khususnya di Komplek Puspem Tangerang ini.

Sementara di Masjid al Azom ini, begitu lepas solat magrib, kegiatan dilanjutkan dengan khotaman Quran hingga menjelang solat Isya. Begitu usai solat Isya, kegiatan diteruskan dengan melantunkan sholawat Nabi Muhammad SAW disertai pembacaan Maulid Nabi Muhammad SAW dalam kitab simtud diror hingga sekitar pulul 21.00-21.30. kemudian acara diakhiri dengan penyampain tausiah hingga pukul 22.00. demikian aktifitas rutin setiap malam minggu di Masjid al Azom.

Oh ya, beberapa waktu lalu, di masjid megah ini telah diluncurkan  galeri islam berupa wahana pameran berbagai informasi keislaman dalam kemasan laiknya suatu event pameran lukisan. Disini kita akan dapati, salah satunya informasi sejarah masjid al azom dan asal mula penyebaran Islam di Tangerang.

Sementara juga, tidak sulit untuk mata mengalihkan pandangan dari masjid, tampak keramaian diseberang. Sayup sampai saat jamaah masjid melantunkan senandung solawat, terdengar juga alunan musik yang berasal dari penampilan grup band yang biasa mangkal di ruang terbuka puspem ini. Kebetulan saat itu tampil grup yang menamakan puspemcoustik. Di tambah lagi tampilan simulasi yang sedang trending om telolet om, menambah kehebohan suasana. Para pengunjung semuanya berlesehan ria, beralaskan tikar ataupun spanduk bekas. Dalam keramaian demikian, muda mudi di Kota Tangerang Nampak asyik menikmati shisha, sebagian lagi menikmati santapan malam ddengan diiringi alunan music tersebut.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
                                                                                                                                       

Rasanya dunia malam minggu, dimanapun di Indonesia ini, tidak lengkap tanpa kehadiran kelompok grup motor. Demikian halnya di puspem Kota Tangerang ini, menjadi ajang berbagai kelompok klub motor untuk kopi darat. Mereka biasanya mulai berkumpul selepas pukul 21.00 wib. Tempat nongkrong mereka adalah sisi jalan raya yang membelah komplek Puspem Kota Tangerang ini. Persis dihadapan Masjid Al Azom dan ruang terbuka tersebut.

Dengan berbagai aktifias yang nyaris bersamaan di puspem itu otomatis memunculkan naluri peluang usaha, sehingga keramaian yang ada di komplek puspem tidak pernah kekurangan logistic, khususnya urusan kuliner malam. Dari mulai nasi goreng, bakso, mie ayam, pecel lele, berbagai gorengan, hingga kopi keliling tersedia di berbagai sudutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun