Mohon tunggu...
HILMI MANBAUL HIKAM
HILMI MANBAUL HIKAM Mohon Tunggu... Musisi - Mahasiswa

Dadio wong kang bermanfaat kanggo wong liyo

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Progresivisme dan Tokoh-tokohnya

1 Juni 2020   01:56 Diperbarui: 1 Juni 2020   01:45 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

 Progresivisme
Filsafat progresivisme adalah gerakan filsafat yang didirika pada tahun 1918. Aliran progresivisme adalah aliran filsafat yang beranggapan bahwa pengetahuan yang benar saat ini belum tentu akan benar di masa akan datang. Aliran ini menekankan bahwa pendidikan harus terfokus pada anak bukan pada guru atau pembingnya, karena aliran progresivisme meberikan dasar kebebasan pada murid-muridnya. Aliran progresivisme beranggapan demikian karena aliran ini muncul sebab reaksi terhadap pola pendidikan tradisional yang menekankan metode belajar secara formal.
Aliran progresivisme memilki sifat umum negative dan positif.
1. Negative
Aliran progresivisme menolak pada otoritasme dan absolutisme dalam segala bentuk.
2. Positif
Aliran progresivisme memberi kepercayaan penuh terhadap kekuatan ilmiah penganutnya.

Prinsip dasar aliran progresivisme
1. Pendidikan seharusnya "kehidupan" itu sendiri, bukan persiapan untuk hidup.
2. Pendidikan dikaitkan langsung dengan minat anak.
3. Guru hanya sebagai pembimbing.
4. Sekolah harus meningkatkan kerjasama muridnya bukan bersaing.
5. Murid diajarkan belajar dengan cara menyelesaikan masalah-masalahnya.
Pada pendidikan di Indonesia aliran progresivisme memilki andil yang besar pada pelaksanaan pendidikan. Pendidikan memang seharusnya menerapkan pembeljaran dengan memperhatikan pengembangan bakat anak. Membantu peserta didiknya untuk mampu menghadapi persoalan kehidupan saat ini. 

Tokoh-tokoh aliran ini antara lain :

1. William James beliau berpandangan menegaskan agar fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam.

2. John Dewey Teori Dewey berpandangan tentang sekolah adalah "Progressivism" yang lebih menekakan pada anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri.

3. Hans Vaihinger
Hans Vaihinger berpandangan menurutnya tahu itu hanya mempunyai arti praktis. Persesuaian dengan obyeknya tidak mungkin dibuktikan. 

Trimakasih semoga  dapat bermanfaat bagi yang membacanya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun