Kota Semarang merupakan kota dengan beragam julukan, mulai dari Kota Lumpia, Kota Atlas, Venesia-nya Pulau Jawa, hingga julukan Semarang Pesona Asia.
Kota Semarang adalah Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah yang menjadi salah satu kota yang paling berkembang di Pulau Jawa dan memiliki jumlah penduduk sekitar 1,7 juta jiwa, bahkan pada siang hari jumlah penduduk dapat mencapai 2,5 juta jiwa. Perkembangan Semarang ditandai dengan adanya pembangunan gedung pencakar langit di berbagai sudut kota dalam beberapa tahun terakhir.
Tak hanya beberapa julukan di atas, kota Semarang juga dikenal sebagai pusat perdagangan dan industri dengan sektor unggulan di bidang manufaktur, pariwisata, dan agrikultural. Hal ini membuat laju pertumbuhan ekonomi masyarakat meningkat secara signifikan. Adanya industri kecil di bidang makanan dan minuman olahan juga turut meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi.
Pola pertumbuhan berbagai industri dikembangkan sesuai potensi wilayah masing-masing industri. Salah satu contohnya yaitu usaha budidaya cabe rawit di Kampung Cabe Rawit (KAMBERA) yang berada di wilayah kelurahan Jatirejo, kecamatan Gunungpati. Walaupun wilayah ini terletak di pusat kota, tetapi masih memiliki daerah yang terbilang asri.
Daerah perbukitan ini Jatirejo masih dipenuhi dengan pepohonan dan hutan alami. Kelurahan Jatirejo memiliki luas sekitar 238.130 Ha dengan jumlah penduduk sekitar 2.277 jiwa yang terbagi dalam 728 kepala keluarga.
Di sebelah barat Jatirejo berbatasan dengan kecamatan Mijen, sedangkan di sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Kandri, serta di sebelah timur dan selatan berbatasan dengan kelurahan Cepoko. Kelurahan Jatirejo memiliki visi yaitu “Semarang Kota Perdagangan dan Jasa yang Hebat Menuju Masyarakat Semakin Sejahtera.” Dengan salah satu misinya yaitu memperkuat ekonomi kerakyatan berbasis keunggulan lokal dan membangun iklim usaha yang kondusif.
Pengembangan sektor usaha budidaya cabe rawit di Kampung Cabe Rawit (KAMBERA) ini mendorong tim KKN (Kuliah Keja Nyata) Universitas Dipenogoro yang bekerjasama dengan Exovillage untuk membantu mempromosikan potensi tersebut. Program KKN Tematik Exovillage ini telah dilakukan di 32 kota/kabupaten di seluruh wilayah Indonesia.
Tujuan utama dari program KKN ini yaitu membantu dan mendampingi masyarakat desa untuk mengembangkan potensinya agar dapat bersaing di era digital dengan mengusung tema “Pemetaan Potensi Desa dalam Upaya Pencapaian SDG’s”.
KKN Undip x Exovillage ini telah dilaksanakan pada 17 November 2021 yang dilakukan melalui dua tahapan, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Pada tahap persiapan, tim KKN menyiapkan berbagai perlengkapan yang sekiranya akan dibutuhkan pada saat pelaksanaan.
Tahap pelaksanaan dibagi menjadi tiga program, antara lain program identifikasi potensi desa, program pemberdayaan masyarakat, dan program literasi digital. Pada program literasi digital, tim KKN mendampingi dan membantu masyarakat desa agar dapat mengakses, memahami, membuat, mengomunikasikan, serta mengevaluasi informasi melalui teknologi digital yang dapat diterapkan dalam kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat desa.
