Mohon tunggu...
Farhan Hidayat
Farhan Hidayat Mohon Tunggu... Pelajar

Saya seorang pemuda yang ingin belajar tentang banyak hal dan mengembangkan kemampuan diri sebanyak mungkin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merah Putih Di Tanah Madura: Mengurai Tata Kelola Koperasi Yang Menjadi Nafas Ekonomi Rakyat

26 September 2025   02:20 Diperbarui: 26 September 2025   02:20 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persaingan Pasar Modern
Hadirnya minimarket dan e-commerce menjadi tantangan. Anggota tergoda berbelanja di luar koperasi karena lebih praktis.

Kisah Nyata: Suara dari Anggota

Pak Hasan, petani tembakau dari Pamekasan, adalah salah satu anggota yang merasakan manfaat koperasi.

"Dulu saya selalu terjebak hutang ke tengkulak. Begitu panen, hasil tembakau langsung habis untuk bayar hutang. Sekarang, lewat koperasi, saya bisa pinjam modal dengan bunga ringan. Saya bisa simpan hasil panen sampai harganya bagus," ujarnya.

Tidak hanya petani, ibu-ibu pedagang kecil juga terbantu. Bu Rahma, pemilik warung di Sumenep, berhasil memperbesar usahanya karena mendapat pinjaman koperasi.

"Kalau ke bank, saya tidak berani. Takut ditolak. Kalau di koperasi, lebih ringan dan tidak ribet," katanya sambil tersenyum.

Kisah-kisah semacam ini menjadi bukti nyata bahwa koperasi bukan hanya teori, melainkan solusi bagi ekonomi rakyat.

Mengapa Koperasi Merah Putih Relevan?

Di era digital, banyak yang meragukan eksistensi koperasi. Namun, Koperasi Merah Putih justru membuktikan sebaliknya. Ada beberapa alasan mengapa koperasi ini tetap relevan:

  • Kedekatan Sosial koperasi hadir di tengah komunitas, sehingga anggotanya merasa lebih nyaman.

  • Prinsip Kesetaraan berbeda dengan bank, koperasi tidak memandang besar kecilnya modal. Semua anggota punya hak yang sama.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun