Mohon tunggu...
farhan firdaus
farhan firdaus Mohon Tunggu... Guru - belajar setiap waktu memahami menyelami masyarakat tropis

praktisi pendidikan tertarik dengan pendidikan, humaniora, olah raga dan pariwisata. sedang menjalani proses peningkatan kapasitas dan kualitas diri untuk memajukan masyarakat khususnya dalam bidang pendidikan serta pemberdayaan masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Guru dalam Pembelajaran Abad 21

25 Oktober 2020   15:00 Diperbarui: 25 Oktober 2020   15:03 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Generasi Z dikategorikan sebagai mereka yang lahir sekitar tahun 1995 setelah layanan internet pertama tersedia pada than 1994, kesenjangan digital tidak lagi sekedar ditentukan faktor ekonomi namun lebih disebabkan faktor literasi lintas generasi antara guru dan peserta didik. Adapun karakteristik peserta didik abad 21 sebagai berikut :

  • Generasi Z menyukai kebebasan dalam belajar (self directed learning) mulai mendiagnosa kebutuhan belajar, menentukan kebutuhan belajar, mengidentifikasi sumber belajar, memilih strategi belajar dan mengevaluasi hasil belajarnya sendiri. 
  • Berdasarkan observasi di lingkungan sekolah daerah sukabumi khususnya SMAN 4 Sukabumi pola kebebasan peserta didik dalam pembelajaran masih kurang sehingga masih terjadi miskomunikasi antara guru yang mulai menerapkan pembelajaran efektif abad 21 namun peserta didik belum bisa dengan cepat menyesuaikan dengan self directed learning.
  • Akhirnya peran guru lebih ekstra untuk mendidik dengan berbagai pendekatan tidak hanya behaviorisme namun konstruktivisme, esensialsime serta kombinasi keterampilan 4C sehingga pembelajaran lebih menarik dan menjadi pembelajaran abad 21 bisa dilaksanakan.
  • Generasi Z suka mempelajari hal-hal baru yang praktis sehingga mudah berlatih fokus belajarnya meskipun memiliki kecukupan waktu untuk mempelajarinya, peserta didik di sman4sukabumi mulai dibiasakan untuk gerakan literasi melalui beberapa program yang di jalankan oleh tim literasi sekolah sehingga kebutuhan literasi warga sekolah peserta didik tercukupi dan mulai bisa beradaptasi dengan manajemen waktu belajar.
  • Merasa nyaman dengan lingkungan yang terhubungan dengan jaringan internet karena memenuhi hasrat berselancar, berkreasi, berkolaborasi, membantu berbagi informasi sebagai bentuk partisipasi. Berdasarkan observasi di lingkungan Sman4Sukabumi tim IT telah menyiapkan wifi gratis yang dipasang diberbagai sudut sekolah antara lain di lapang upacara, setiap lorong kelas, perpustakaan, lab multimedia, masjid, aula sehingga memudahkan peserta didk untuk beradaptasi dengan kebisaan abad 21 melalui berselancar, berkreasi, kolaborasi. Terlebih lagi kegiatan osis berkolaborasi dengan ektrakulikuler IT Club untuk mempersiapkan berbagai kebutuhan peserta didik abad 21.
  • Generasi Z lebih suka berkomunikasi melalui gambar, simbol daripada teks. Berdasarkan observasi di Sman4Sukabumi lingkungan peserta didik lebih nyaman berkomunikasi menggunakan symbol sehingga penerapan dalam pembelajaran di kelas mulai diterapkan mulai dari barcode tanaman, peristiwa penting, materi pembelajaran. Secara tidak langsung pembiasaan tersebut akan mengunggah keterampilan literasi peserta didik, kemudian pembuatan info grafis yang dikomunikasikan setiap refleksi akhir KD dalam mata pelajaran sosiologi sehingga peserta didik lebih memahami materi yang dipelajari.
  • Memiliki rentang perhatian pendek (short attention span) berdasarkan hasil observasi di Sman4Sukabumi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran sulit untuk berkonsentrasi sehingga memiliki rentang perhatian pendek, kembali ke pendekatan strategi dalam pembelajaran harus diutamakan sesuai dengan gaya belajar generasi Z, sehingga pembelajaran lebih efektif.
  • Berinteraksi secara kompleks melalui berbagai media, peserta didik di Sman4sukabumi memang tidak bisa dipungkiri interaksi kompleks antara gawai dan interaksi langsung dengan lawan bicara bisa dijalani. Dengan demikian guru menyiapkan pembelajaran sesuai dengan gaya belajar minat peserta didik yang kompleks, kolaborasi IT dengan mata pelajaran lain.
  • Generasi Z lebih suka membangun eksistensi di media sosial berdasarkan observasi di Sman4sukabumi peserta didik kekinian lebih memiliki kepercayaan diri ketika berinteraksi menggunakan media ketimbang komunikasi langsung dengan orang lain, mereka lebih mudah belajar berbagai aplikasi sehingga lebih adaptif terhadap perubahan. Peran orang tua di rumah beserta walikelas dan guru mata pelajaran wajib untuk melakukan pengawasan dalam berkomunikasi menggunakan aplikasi sehingga focus perhatian peserta didik bisa tercukupi.

Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 4 Sukabumi, bahwa peserta didik mempunyai karakteristik yang berbeda satu sama lain. Guru memberikan pelayanan maksimal untuk memenuhi kebutuhan peserta didik yang heterogen. Kolaborasi pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran serta variasi metode pembelajaran menjadi trik. 

Namun beberapa mata pelajaran harus dipaksakan menggunakan pembelajaran langsung dengan metode ceramah dan penugasan ketika mendekati masa Penilaian Tengah Semester dan Penilaian Akhir Semester. 

Hal tersebut disebabkan kurang matangnya perencanaan pembelajaran sehingga alokasi waktu yang sudah ditetapkan tidak sesuai dengan realita yang ada. Akibatnya peserta didik dengan karakteristik tertentu tidak mendapatkan pelayanan terbaik ketika mereka dipaksa untuk menyimak penjelasan dari guru serta mengerjakan Lembar kerja penugasan yang terkesan hanya komunikasi satu arah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun