Polusi udara telah menjadi ancaman yang serius bagi kehidupan masyarakat DKI Jakarta. Sebagai salah satu kota metropolitan terpadat di dunia, Jakarta memiliki masalah polusi udara yang tergolong cukup parah. Kendaraan bermotor yang jumlahnya terus bertambah, industri yang berkembang, dan pembangunan yang pesat, tentunya sangat berdampak pada peningkatan emisi polutan udara di kota ini. Tingkat polusi udara yang tinggi mengakibatkan berbagai dampak buruk, baik pada kesehatan masyarakat maupun lingkungan sekitar.
Â
Polusi udara di Jakarta berdampak besar pada kesehatan, terutama anak-anak dan lansia yang rentan terhadap penyakit pernapasan seperti asma dan bronkitis. Hal ini juga terkait dengan peningkatan angka kematian akibat penyakit jantung dan paru-paru, serta dampak psikologis seperti tingkat stres yang tinggi dan penurunan kualitas hidup.
Â
Tidak hanya itu, polusi udara juga merusak lingkungan kota. Kualitas udara yang buruk dapat merusak tanaman, ekosistem alami, dan berdampak pada ekonomi masyarakat. Biaya perawatan kesehatan yang tinggi menekan sistem kesehatan, sementara produktivitas kerja terganggu karena tingginya absensi akibat sakit. Industri dan bisnis juga mengalami kerugian karena kerusakan pada mesin dan infrastruktur akibat polusi udara.
Â
Melihat permasalahan tersebut membuat lima mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang beranggotakan Sherlita Octavina Putri, Qonita, Carles Sinambela, Farel Jonas Soplanit, dan Rasyid Nur Allam dibawah bimbingan Bapak Mochammad Roviq, S.P., M.P. tergerak untuk mengambil andil dalam mengatasi polusi udara di DKI Jakarta melalui teknologi inovatif bernama Smart Technology Unpollution.
Â
"Mengatasi polusi udara di Jakarta adalah suatu keharusan, dan inilah urgensi yang harus segera diatasi" ujar salah satu anggota TIM PKM VGK Universitas Brawijaya bernama Carles.
Â
Carles juga memaparkan salah satu solusi potensial yang dapat mengatasi permasalah polusi ini adalah penerapan teknologi inovatif berupa Smart Technology Unpollution yang berbasis pada pemanfaatan energi terbarukan yakni sinar matahari.
Â
"Alat ini tidak hanya membersihkan udara dari polutan saja tetapi juga menghasilkan energi terbarukan dari panel surya. Ini adalah langkah yang sangat penting untuk mengurangi polusi udara dan juga membantu mengatasi masalah krisis energi yang semakin meningkat" ujar salah satu anggota lain bernama Sherlita.
Â
Ia melanjutkan bahwa mekanisme utama dari inovasi ini dimulai dengan pendeteksian kualitas udara oleh sensor terintegrasi pada perangkat. Ketika tingkat polusi udara tinggi terdeteksi, perangkat ini secara otomatis mengaktifkan sistem pemurnian udara yang efisien. Sistem ini menggunakan filter dan teknologi pemurnian udara untuk menghilangkan partikel berbahaya, polutan, dan alergen dari udara sekitarnya, sehingga meningkatkan kualitas udara secara signifikan.
Selain itu, inovasi ini juga memanfaatkan energi matahari melalui panel surya yang terpasang pada perangkat. Panel surya mengumpulkan energi matahari dan mengubahnya menjadi listrik melalui proses fotovoltaik. Listrik yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengoperasikan perangkat itu sendiri, termasuk sistem pemurnian udara, dan sisa energi dapat disimpan dalam baterai untuk digunakan saat matahari tidak tersedia. Teknologi cerdas terintegrasi dalam perangkat mengatur operasi pemurnian udara dan manajemen energi berdasarkan data dari sensor dan kondisi lingkungan. Sehingga melalui kehadiran inovasi teknologi diharapkan dapat meningkatkan kualitas udara, mengurangi dampak polusi, dan mendukung ketahanan energi kota
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H