Mohon tunggu...
Farah Aliyah Syahidah
Farah Aliyah Syahidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Long life learner

Pembelajar yang berkecimpung di dunia psikologi pendidikan, literasi, bisnis dan kerelawanan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

How To Be A Good Speaker (Re : Listener)?

1 Agustus 2021   08:58 Diperbarui: 1 Agustus 2021   09:00 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Assalamu'alaikum. Tulisan ini ditulis tepat 12:40 siang, terinspirasi oleh pertanyaan-pertanyaan orang terdekat, "Kok bisa sih kamu presentasi dengan baik, mudah dipahami dan sangat menguasai materi?" "Besok aku mau ada acara dan diperlukan kemampuan public speaking, maukah kamu mengajarkanku?" "Wah, tidak kusangka, kupikir kamu pendiam, ternyata kamu bisa bicara di depan umum dengan baik" "Tolong beri aku tips dong untuk berbicara di depan umum sepertimu" "Bagaimana bisa kamu memberikan orasi di depan banyak orang?" Sejujurnya, penulis bahkan baru menyadari kemampuan itu saat duduk di bangku kuliah, dan beberapa teman meminta saran dan tips. Penulis juga sama sekali tidak tahu mengapa semua itu berjalan begitu natural. Awalnya, penulis tidak dapat menjawab semua pertanyaan itu karena mungkin itu anugerah? Namun, setelah merenungi beberapa hal, mungkin penulis akan berbagi hal yang lebih penting daripada menjadi pembicara yang baik, yups. Menjadi pendengar yang baik. Hmm...mengapa ini penting?

            Baiklah, mari kita mulai dari memahami terlebih dahulu, sebenarnya berbicara itu masuk dalam aspek manusia yang mana? Kognitif? Afektif? Bahasa? Sosioemosional? Ya, bisa jadi semuanya, tapi yang akan sangat berperan penting tentu saja bahasa. Jika kita melihat lagi rapot kita, kemungkinan besar indikator yang akan dinilai dalam mata pelajaran bahasa ada empat, yaitu membaca, menulis, mendengar dan berbicara, apalagi tentang bahasa asing. Nah, di sinilah lantas mari kita bernostalgia kembali awal mula sebelum kita bisa berbicara, membaca, menulis. Hal pertama kali yang dapat kita gunakan adalah mendengar, bukan? Kita mendengar seluruh pembicaraan orang yang ada di sekitar kita, sebagai balita, kita memiliki kemampuan mendengar dan menyerap bahasa yang luar biasa. Bahkan. Itulah alasan  adanya metode menghafal Al-Qur'an untuk balita Bernama tabarok yang berfokus pada mendengarkan.

            Dari mendengarkan kita dapat tertatih-tatih dengan latah berbicara, kita hanya meniru, inilah yang menjadi alasan kuat mengapa tiap-tiap dari kita akan lebih lancar bahasa ibu yang setiap hari kita dengar dibanding bahasa lain. Ya, di sinilah lantas kita mulai bisa berbicara, kemudian sebelum menulis, biasanya kita akan diajarkan terlebih dahulu membaca tentunya, karena tanpa membaca kita tidak akan paham apa yang kita tulis. Kita tidak akan mengetahui maknanya, padahal sudah jelas, asal mula terciptanya bahasa, berasal dari kebutuhan manusia untuk berkomunikasi. Nah, ini sebenarnya kunci dari how to be a good speaker?

            Listen. Kita ini makin dewasa makin enggan mendengar karena merasa berpengalaman, merasa lebih dari orang lain. Padahal kita hanya butuh mendengar, merendahkan hati dan mengalahkan ego kita. Misalnya, bagaimana bisa presentasi materi yang diberikan dosen dengan baik? Mendengar, kita perlu mendengar terlebih dahulu penjelasan beliau, kita menghargai beliau sebagai guru kita, sesuai dengan adab yang mendahului ilmu, menyimak dengan baik. Barulah dapat menjawab pertanyaan atau presentasi dengan baik. Pun, jika dosen tidak menjelaskan di kelas, kita tetap bisa mendengarkan banyak penjelasan melalui youtube, spotify, dan beberapa platform lain, bukan?

            Kemudian, bagaimana kita dapat memengaruhi orang atas apa yang kita katakan? Dengarkan. Mereka memiliki sifat, karakter, cara berpikir yang unik dan berbeda dari kita. Mereka berasal dari latar belakang yang berbeda dari kita, tentunya kita perlu mendengar mereka terlebih dahulu untuk mengetahui metode bicara apa yang cocok, topik bahasan apa yang cocok jika kita hendak berbicara dengan mereka. Hari ini banyak sekali pelatihan-pelatihan berbicara di depan umum yang menjamur,  bagaimana cara mengatasi grogi dan lain sebagainya. Padahal kita semua telah memiliki jawabannya dan telah belajar perilaku ini sejak kecil. Mendengar. Seperti ibarat pepatah, kita memiliki dua telinga dan satu mulut yang artinya alangkah lebih baik jika kita lebih banyak mendengarkan dibanding berbicara.

            Kemudian, apa cukup hanya dengan mendengar? Tentu saja ada beberapa kriteria tentang mendengar itu sendiri. Di sini, penulis menggunakan istilah listener dan bukan hear, artinya, listener adalah seseorang yang aktif mendengarkan, menyimak dengan baik, kemudian menanggapi apa yang ia dengarkan, bukan hanya menjadi pendengar pasif saja. Menyimak pun dapat dilakukan dengan cara sederhana, seperti menatap mata orang yang sedang bercerita, menanggapi dengan anggukan atau dehaman sebagai tanda kita menghormatinya. Baiklah, mungkin ini sedikit yang bisa penulis bagikan, semoga bermanfaat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun