Mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Kelompok 181 Universitas Islam Negeri (UIN) Malang melaksanakan program kerja di bidang ekonomi dengan melakukan kunjungan ke Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di desa yang menjadi lokasi penugasan.
Salah satu kunjungan dilakukan ke usaha produksi tempe milik Pak Sholeh yang berlokasi di Dusun Nampes, Desa Baturetno, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang pada tanggal 26 Desember 2024. Kunjungan ini bertujuan untuk belajar langsung tentang proses produksi tempe secara tradisional sekaligus mendukung pengembangan usaha lokal.
UMKM milik Pak Sholeh memiliki ruangan produksi khusus yang terletak di dalam rumahnya dengan luas 2.5 x 10 meter. Ruangan tersebut dirancang sederhana namun fungsional untuk mendukung proses pembuatan tempe. Seluruh proses dilakukan secara tradisional oleh Pak Sholeh dengan bantuan istrinya. Mereka menggunakan mesin pengupas kedelai, sedangkan untuk proses lainnya, seperti merebus kedelai, mendinginkan kedelai, membuat ragi, dan pembentukan tempe dilakukan secara manual.
Pak Sholeh dan istrinya menjelaskan kepada para mahasiswa KKM kelompok 181 bahwa proses pembuatan tempe dimulai dari perendaman kedelai, perebusan, hingga proses fermentasi yang membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Meskipun menggunakan metode tradisional yang memakan waktu cukup lama, keaslian rasa dan kualitas tempe yang diproduksi Pak Sholeh tetap terjaga.
Dalam kesempatan tersebut, mahasiswa KKM kelompok 181 diajak untuk melihat langsung tahapan-tahapan produksi tempe serta turut membantu dalam proses pembuatannya. Mahasiswa KKM membantu menyaring kedelai yang telah direbus dalam panci besar, kemudian memindahkannya ke wadah besar untuk didinginkan dengan cara meratakannya sambil dikipas agar suhunya turun sebelum diproses lebih lanjut yakni pemberian ragi.
Selain itu, para mahasiswa juga mendapatkan penjelasan dari Pak Sholeh mengenai berbagai tantangan yang dihadapinya dalam menjalankan usaha produksi tempe. Salah satu tantangan yang mereka sebutkan adalah menjaga kualitas tempe, yang terkadang mudah hancur karena adanya beberapa kesalahan saat proses produksi. Usaha produksi tempe milik Pak Sholeh ini telah berdiri sejak tahun 1990, menjadikannya salah satu usaha tempe yang bertahan lama di Dusun Nampes, Desa Baturetno, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Pak Sholeh menjualkan tempenya dengan menggunakan keranjang yang diangkut di sepeda motor untuk ditawarkan di berbagai warung. Selain itu, banyak dari tetangga yang telah menjadi langganan dan datang langsung ke rumah Pak Sholeh untuk membeli tempe karena kualitasnya yang baik. Meski dikelola hanya oleh dua orang, yakni Pak Sholeh dan istrinya, usaha ini telah menjadi salah satu penopang ekonomi keluarga mereka.Â
Kunjungan ini diharapkan tidak hanya memberikan manfaat bagi mahasiswa, tetapi juga memberikan dukungan moral dan ide-ide bagi Pak Sholeh untuk terus mengembangkan UMKM produksi tempenya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI