Mohon tunggu...
Faqih Ma arif
Faqih Ma arif Mohon Tunggu... Dosen - Civil Engineering: Discrete Element | Engineering Mechanics | Finite Element Method | Material Engineering | Structural Engineering |

Beijing University of Aeronautics and Astronautics | 601B号房间 | 1号楼, 外国留学生宿舍 | 北京航空航天大学 | 北京市海淀区学院路 | 37學院路, 邮编 |100083 |

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

WHO Lambat Peran hingga Skenario Mengendalikan "R0" COVID-19 yang Terus Mengganas

2 April 2020   00:05 Diperbarui: 2 April 2020   00:05 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi korban meninggal |indopolitika.com

Hasil analisis 02 | dokpri
Hasil analisis 02 | dokpri

Gambar di atas menunjukkan bahwa korban terinfeksi (warna merah), korban dirawat (warna biru muda) dan korban meninggal dunia (warna biru tua). Sementara jika kita mereferensi pada artikel sebelumnya [disini], maka kapasitas pelayanan medis dan kesehatan sangatlah terbatas.

Hasil analisis 03 | dokpri
Hasil analisis 03 | dokpri

Berdasarkan gambar pada analisis 03, menunjukkan grafik optimis. Ini menggambarkan bahwa tingkat keberhasilan pemerintah dalam menangani pandemic COVID-19 ini cukup besar. Prosentase jumlah korban yang dominan mengandung intisari bahwa metode yang diterapkan pemerintah berhasil membuat nilai "R0" melandai, meskipun nilainya tidak mungkin kurang dari 1.

Skenario Terburuk
Skenario terburukpun harus direncanakan, alih-alih banyak ahli pemerintah kita di sana, apa salahnya jika kita ber-asumsi sebagai orang awam. "Kenapa demikian?", Karena sejauh ini asumsi sangat penting untuk menangkal isu-isu yang tidak jelas dan berkembang di masyarakat. Isu ini harus ditangkal dengan tindakan akademis, salah satunya dengan riset dan ditulis meskipun dalam skala kecil.

Ilustrasi metode antisipasi skenario terburuk tanpa darurat sipil | imperialcollege
Ilustrasi metode antisipasi skenario terburuk tanpa darurat sipil | imperialcollege

Kembali penulis tidak mengatakan bahwa sistem kesehatan kita buruk, akan tetapi melihat dari kondisi saat ini, peralatan medis dan kesehatan yang sangat terbatas, sementara jumlah pasien terus mengalami lonjakan, perlulah kita waspada dan eling. Eling bahwa kita sekarang tidak sedang baik-baik saja.

"Rumah Sakit Persahabatan mendapatkan bantuan 1.500 peralatan medis, akan tetapi perhari menghabiskan 470, maka jumlah tersebut hanya mampu menampung selama 3 hari". Ujar dr. Erlina Burhan, pakar spesialis paru dari RS Persahabatan dalam keterangan di salah satu stasiun TV Swasta.

Mirisnya, dokter Erlina menambahkan bahwa tim medis dan kesehatan akan menghemat penggunaan masker. Masker akan digunakan ulang dengan diberi nama masing-masing agar tidak tertukar, dan dijemur dalam waktu 3-4 hari lamanya.

Jika menilik pernyataan di atas, anggaplah bahwa Negara kita tidak dapat mengatasi Pandemi COVID-19 ketika korban terus bertambah dan mari tambahkan angka fatalitas ke 10 persen. Angka ini adalah skenario terburuk saat ini seperti yang dialami oleh Italia. 

Asumsi lainnya adalah bahwa karantina, dan beberapa metode yang diterapkan tidak banyak membantu dalam menurunkan angka "R0" (meskipun hanya beberapa persen, dan tidak dapat diratakan dalam satu tahun).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun