Mohon tunggu...
Faqih Ma arif
Faqih Ma arif Mohon Tunggu... Dosen - Civil Engineering: Discrete Element | Engineering Mechanics | Finite Element Method | Material Engineering | Structural Engineering |

Beijing University of Aeronautics and Astronautics | 601B号房间 | 1号楼, 外国留学生宿舍 | 北京航空航天大学 | 北京市海淀区学院路 | 37學院路, 邮编 |100083 |

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dalam Hidup, Pengorbanan Tidak Selalu Berujung Manis

15 Desember 2019   02:23 Diperbarui: 15 Desember 2019   03:46 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Climbing Old Rag Mountain

"Masih seperti itukah budaya kita?" saling sikut sana dan sini, demi mendapatkan posisi strategis tanpa mempertimbangkan baik dan buruk, halal dan haram. Mirisnya lagi, mereka yang melakukan itu, adalah orang yang di cap sebagai orang terpandang dan orang berpendidikan tinggi. Seandainya mereka tahu, bahwasanya apa yang diperjuangkan dengan jalan kebaikan, pasti hasilnya akan berbuah manis dan kembali kepada diri kita masing-masing, pasti akan berpikir ulang melakukan hal tersebut.

We are responsibility for the what we are, and we wish ourselves to be, we have the power to make ourself. If what we are now has been the result of our past actions, it certainly follows that whenever we wish to be in future can be produced by our present actions, so we have to know how to act. (Swami Vivekananda).

yang jika di artikan: Kita bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan sekarang dan apa yang kita inginkan nanti. Jika apa yang kita terima hari ini merupakan hasil dari apa yang dilakukan masa lalu, berarti apa yang akan kita terima nanti bisa kita ciptakan dari tindakan kita hari ini, sehingga kita perlu mengetahui bagaimana melakukan sesuatu.

Bahkan lebih parahnya lagi, terkadang selain kita bertanggungjawab terhadap apa yang telah kita lakukan, kita pun bertanggungjawab atas apa yang tidak kita lakukan. Dengan mencari berbagai celah agar tersandung, mereka tega melakukan berbagai macam cara.

Bagaimana solusinya
Sebenarnya, kita memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh orang lain, dan begitu juga orang lain memiliki keungulan yang tidak kita miliki, hal ini karena pada dasarnya manusia itu unik. Tapi, hidup itu sudah di atur, setiap orang memiliki beban dan kesenangan yang berbeda-beda, dari hal tersebut kita di ingatkan oleh sang pencipta untuk senantiasa belajar dan terus berkembang.

Pada saatnya nanti, apabila kita menganggap perbuatan yang dilakukan oleh orang lain itu tidak adil terhadap diri kita, barulah kita bisa melangkah menuju hal yang lebih besar, karena sebenarnya kita telah tahu, bahwa kebahagiaan akan dapat dicapai dengan proses kerja keras untuk meraih tujuan yang luhur.

Terkadang, bagi sebagian besar orang mungkin menganggap bahwa kebahagiaan dapat dicapai dengan tempat yang jauh dari dirinya dengan melakukan berbagai macam cara, akan tetapi bagi orang bijak, kebahagiaan itu terletak pada dirinya, tidak perlu disaksikan dan harus mendapatkan pengakuan dari orang lain, cukup Allah yang menjadi saksi-nya.

Akhirnya?
Dalam berbagai kisah cerita juga telah banyak disampaikan, tidak selalu semua yang di perjuangkan berakhir manis dan bahagia. Seorang Ksatria seperti Lembu Sora pun harus gugur dengan predikat "pemberontak", tanpa tahu jika dirinya di jebak.  Juga kita ingat kisah Presiden pertama RI Ir. Soekarno yang harus menderita sakit dan dijauhkan dari rakyat hingga akhir hidupnya. Kejadian seperti ini hendaknya menjadi pelajaran bagi kita untuk selalu eling dan waspada. Karena ukuran puncak bagi seorang Lembu Sora bukanlah dimana dia berdiri pada saat menyenangkan, akan tetapi dia memilih jalan ksatria pada saat tantangan dan kontroversi muncul meski itu akan menghancurkan karir dan kehidupannya.

Sebagai penutup, saya mengutip pernyataan Jhon Charles Salak sebagai berikut:

Failures are divided into two classes-those who thought and never did, and those who did and never thought.

Kegagalan bisa di kelompokkan ke dalam dua hal: mereka yang berpikir tetapi tidak pernah berbuat, dan mereka yang berbuat tapi tidak pernah berpikir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun