Katakan tidak pada kekerasan seksual. Jangan menunggu sampai kita sendiri mengalaminya. Mulailah sekarang Untuk diri kita.
By ; Goesland R.
Kampus seharusnya menjadi tempat belajar, berkembang, dan merasa aman. Namun sayangnya kampus menjadi tempat yang rentan terhadap kasus pelecehan seksual, upaya peneyelaian kasus nya pun banyak pro dan kontra. Bahkan tak henti hentinya kita dengar kisah pedih dan pilu yang mengiriskan hati, bahkan di perguruan tinggi pun tidak luput dari kasus. Para pejabat dari berbagai kampus disebut sebut sebagai pelaku.
Kejahatan seksual tak ada habisnya karena korban begitu sulit keluar dari rasa trauma, kejahatan seksual seringkali sangat sulit untuk diungkap sampai tuntas.
Apalagi kasus kejahatan seksual sering dianggap hal biasa oleh beberapa tokoh yang populer didalam kampus, cara pembuktiannya sering dianggap sudah lawas sehingga membuat trauma korban semakin menjadi jadi. Kadang para korban sering disalah salahkan. Lebih lebih yang sebagai pelakunya ialah sosok sosok populer sehingg ini yang menyebabkan semakin rumit.
Seringkali kita jumpai di berbagai kampus dalam kasus pelecehan seksual, yang diamana para korban diminta tutup mulut agar nama kampus tidak tercoreng di luar sana saat korban melaporkan pristiwa yang mereka alami. Sehingga para korban kejahatan seksual seringkali kesulitan mendapat keadilan untuk bersuara dan diam pun sama sama beresiko terhadap korban seksual.
Melawan kekerasan seksual bukan hanya tugas korban saja. Melainkan ini adalah tanggung jawab kita bersama, institusi, aparat penegak hukum, dan pemerintah. Kita harus menciptakan ruang aman untuk semua, tempat yang di mana para korban didengar, dihargai, dan diberi keadilan.Â
Kita perlu hukum yang berpihak, proses yang berperspektif korban, dan edukasi yang membongkar budaya patriarki serta normalisasi kekerasan.
Perubahan besar dimulai dengan tindakan kecil yang kita lakukan bersama. Dalam melawan kekerasan seksual, kita harus berdiri sebagai satu suara, menyatakan bahwa kita tidak akan membiarkan kejahatan ini terus terjadi.
Tindakan kolektif, baik dalam bentuk kampanye, dukungan untuk korban, maupun perubahan kebijakan, akan membawa kita lebih dekat ke dunia yang bebas dari kekerasan seksual.