Mohon tunggu...
Fanti Wulandari
Fanti Wulandari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa UMM

Selanjutnya

Tutup

Money

Virus Covid-19 dalam Pandangan Ekonomi Islam

15 Mei 2020   21:59 Diperbarui: 15 Mei 2020   22:10 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Awal tahun 2020, dunia digemparkan dengan berita mengenai mewabahnya sebuah virus berbahaya. Virus ini ditemukan di Provinsi Wuhan, China dan dengan cepat menyebar ke berbagai belahan bumi. Awalnya, virus ini diperkirakan berasal dari hewan-hewan liar yang dijadikan santapan oleh sebagian warga di Provinsi Wuhan. Virus ini dinamakan corona atau COVID-19.

Apa itu VIRUS COVID-19?

World Health Organization (2019) manyatakan bahwa Virus corona adalah virus yang menyebabkan flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti sindrom pernapasan timur tengah (MERS-CoV) dan Sindrom penafasan akut parah (SARS-CoV) virus ini berawal dari kota Wuhan Negara China yang akhirnya menyebar ke Negara lain salah satunya Indonesia. Seringkali virus ini menyebar antara manusia ke manusia melalui tetesan cairan dari mulut dan hidung saat orang yang terinfeksi sedang batuk atau bersin, mirip dengan cara penularan penyakit flu. Tetes cairan dari mulut dan hidung pasien tersebut bisa jatuh dan tertinggal pada mulut dan hidung orang lain yang berada di dekatnya, bahkan dihisap dan terserap ke dalam paru-paru orang tersebut melalui hidungnya. Covid-19  telah memakan banyak korban termasuk Indonesia. Virus corona ini sangat berpengaruh besar terhadap perindustrian pariwisata karena saat ini banyak Negara yang melakukan lockdown terhadap turis turis mancanegara untuk mencegah terjadinya penularan virus tersebut hingga meluas ke berbagai Negara.

Akibat dari menyebarnya  virus corona dengan cepat ke seluruh bagian Negara China, pemerintah dengan cepat menutup segala akses dari berbagai tempat dan jalur dari dan menuju China. Berbagai negara berbondong-bondong menjemput warga negaranya untuk kembali ke negara asal. Semua warga tidak boleh keluar rumah dengan alasan apapun, supermarket pun menjadi ramai, orang-orang memborong segala keperluan mulai dari makanan hingga obat-obatan. Bahkan masker dan handsanitaizer pun habis dan menjadi barang yang langka hingga saat ini.

Setelah berita ini, berbagai negara mulai melakukan pencegahan dan antisipasi agar negara mereka dapat terhindar dari wabah virus corona. Di beberapa negara mulai dilakukan penutupan akses, segala fasilitas publik dibersihkan, para tenaga medis dipersiapkan pun dengan alat-alat medisnya. Di Singapura, pemerintah membagikan masker secara gratis kepada seluruh warganya, bagi warga yang menaikkan harga masker akan dipidana. Di Korea Selatan, pemerintah mengadakan tes untuk virus corona secara gratis bahkan untuk tenaga kerja asing baik yang terdaftar maupun tidak juga mendapat jaminan kesehatan dari pemerintah Kroea Selatan. Anehnya, negara kita justru melakukan hal sebaliknya.

Semenjak dinyatakan bahwa telah terjadi wabah virus corona di Provinsi Wuhan, China. Harga masker di Indonesia melambung tinggi hingga 10 kali lipat dari harga normal. Jangakan masker, handsanitaizer pun menjadi barang langka saat ini yang harganya juga melambung tinggi seperti harga masker. Mereka yang membeli masker dan handsanitaizer dengan jumlah banyak menjualnya lagi dengan harga yang lebih mahal. Orang-orang berbondong-bondong berbelanja kebutuhan makanan dan obat-obatan. Tapi mereka tidak sadar bahwa ada hal penting yang harus mereka perhatikan dan waspadai selain berbelanja berlebihan seolah-olah mereka tidak akan selamat. Hal ini dinamakan dengan panic buying yaitu sebuah istilah yang diberikan bagi  mereka yang berbelanja secara berlebihan. Negara pun tidak berinisiatif untuk melakukan preventif terhadap wabah virus Corona.

Sampai saat ini, belum diketahui dengan jelas bagaimana rencana pemerintah dalam menangani virus corona. Pemerintah sendiri menolak untuk melakukan lockdown pada negaranya. Lockdown memang sangat dianjurkan untuk mencegah penyebaran virus corona namun hal ini justru memberikan banyak dampak negatif terutama bagi tenaga kerja Indonesia di sektor informal. Negara harus siap memberikan BLT atau bantuan langsung tunai bagi seluruh tenaga kerja informal yang berada di Indonesia. Melalui beberapa pertimbangan maka Presiden Jokowi mengumumkan bahwa Indonesia tidak akan melakukan lockdown. Hingga saat ini belum ada strategi yang pasti mengenai tindakan preventif terhadap virus corona di Indonesia, bahkan tes gratis juga tidak dilakukan. Pemerintah hanya mengutamakan tes bagi mereka yang diduga terinfeksi virus corona dan bagi orang-orang yang berada didekat pasien yang terinfeksi.

Meninjau kembali, banyak hal yang sebenarnya bisa kita lakukan untuk mencegah terinfeksi virus corona, karena menggunakan masker dan hadsanitaizer saja tidak akan cukup apabila hal lainnya tidak diperhatikan juga. Mencegah saja tidak cukup apabila kita tidak tahu dengan baik mengenai virus corona. Yang perlu digaris bawahi corona adalah virus yang memiliki kesamaan dengan dengan SARS dan MERS, jadi perlu diwaspadai bagaimana ciri-ciri virus corona dan hal apa yang harus dilakukan jika seseorang menederita gejala-gejala yang mendekati virus corona. Virus ini belum memiliki vaksin yang bisa menjinakkan virus corona, jadi dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh. Virus corona tidak akan bertahan lama di daerah panas ataupun menular melalui udara, virus ini justru menempel pada benda-benda sehingga dianjurkan untuk meminum atau memakana sesuatu dalam keadaan hangat, berjemur atau menjemur barang-barang yang telah digunakan keluar rumah, jangan menyentuh wajah pakaian atau handphone sebelum melakukan cuci tangan.

Masyarakat boleh takut terhadap virus corona, tapi dianjurkan untuk tetap berfikiran positif dan tidak berlebihan dalam menyikapinya. Selalu cuci tangan selepas melakukan aktivitas dengan sabun pada air mengalir sekitar 20 hingga 40 detik. Bersihkan benda-benda dengan cairan antiseptic sebelum dan sesduah penggunaan. Usahakan untuk tidak keluar dari rumah apalagi bertemu dan mengunjungi tempat-tempat ramai kecuali karena hal mendesak dengan catatan tetap waspada dan melakukan hal-hal preventif sebelum dan setelah keluar rumah. Kerjakan semua pekerjaan dari rumah dan belanjalah makanan secukupnya. Usahakan semua aktivitas seperti ibadah, kerja, belajar tetap berjalan walaupun berada dirumah. Libatkan diri anda dan juga keluarga termasuk anak dalam segala aktivitas di rumah. Batasi informasi tentang corona dalam keluarga, apalagi jika informasi tersebut berasal dari sumber yang tidak jelas. Hal ini dilakukan untuk mencegah seseorang menjadi tambah panik dan semakin berfikiran negatif terus menerus. Jika stok handsanitaizer tidak ada maka anda dapat membuatnya sendiri dirumah, dan apabila anda tidak memiliki stok masker dengan jumlah banyak maka usahakan untuk tetap dirumah bukan pergi jalan-jalan untuk menghabiskan waktu libur yang diberikan oleh pemerintah. 

Jika anda mendapatkan paket dari sebuah ekspedisi maka jangan letakkan paket tersebut di sembarang tempat usahakan untuk membersihkannya dengan cairan antiseptic atau menjemurnya dibawah sinar matahari setelah itu jangan lupa untuk mencuci tangan terlebih dahulu. Jika anda melakukan aktivitas di luar rumah maka ada baiknya jangan menyentuh uang atau benda-benda yang terbuat dari logam secara langsung, gunakan pelapis atau tidak plastik untuk melindungi tangan anda, apabila tidak memakai pelindung apapun maka segeralah mencuci tangan dan jangan menyentuh benda apapun sebelum membersihkannya. Terus berdoa kepada Tuhan memohon perlindungannya. Kita boleh saja takut terhadap virus ini tapi kita juga tidak boleh meremehkan apalagi menganggap bahwa virus corona tidak akan menjangkiti kita, apalagi dengan embel-embel bahwa orang Indonesia memiliki ramuan traditional yang bisa menangkal virus corona. Hal ini justru membuka peluang bagi orang  tersebut untuk bisa terinfeksi virus corona karena ia tidak terlalu perduli apalagi menyiapkan diri untuk mencegah terinfeksinya virus corona. 

Apa itu EKONOMI ISLAM?

Ekonomi Islam adalah sebuah sistem ilmu pengetahuan yang menyoroti masalah perekonomian. Sama seperti konsep ekonomi konvensional lainnya. Hanya dalam sistem ekonomi ini, nilai-nilai Islam menjadi landasan dan dasar dalam setiap aktifitasnya. Namun Beberapa ahli mendefinisikan ekonomi islam sebagai suatu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan dengan alat pemenuhan kebutuhan yang terbatas dalam kerangka syariah.

Namun, definisi tersebut mengandung kelemahan karena menghasilkan konsep yang tidak kompatibel dan tidak universal. Karena dari definisi tersebut mendorong seseorang terperangkap dalam keputusan yang apriori (apriory judgement) benar atau salah tetap harus diterima. Definisi yang lebih lengkap harus mengakomodasikan sejumlah prasyarat yaitu karakteristik dari pandangan hidup islam. Syarat utama adalah memasukkan nilai-nilai syariah dalam ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi islam adalah ilmu sosial yang tentu saja tidak bebas dari nilainilai moral. Nilai-nilai moral merupakan aspek normatif yang dimasukkan dalam analisis fenomena ekonomi serta dalam pengambilan keputusan yang dibingkai syariah.

Bagaimana pandangan EKONOMI ISLAM terhadap VIRUS COVID-19?

            Islam mengajarkan umatnya untuk hidup saling tolong menolong. Membantu sesama kaumnya ketika kesulitan melanda. Wabah virus covid-19 ini menyebabkan banyaknya masyarakat yang mengalami kesusahan, entah karena tidak punya penghasilan lagi, di PHK dari tempat kerja atau sulitnya akses untuk memperoleh  kebutuhan pokok. Sudah menjadi hal umum bahwa penyebaran virus covid-19 di Indonesia menyebabkan banyaknya tempat-tempat umum ditutup dengan jangka waktu yang belum ditentukan. Akibatnya beberapa tempat seperti pusat perbelanjaan, tempat makan dan lain sebagainya mengalami kerugian akibat tidak adanya pemasukan, hal ini menyebabkan pihak mereka tidak bisa memberikan gaji bagi para karyawan sehingga jalan satu-satunya adalah memberhentikan  para karyawan atau memotong gaji hingga 50%. Begitupun bagi para pedagang yang memperoleh penghasilan dari hasil berdagang  setiap harinya. Fenomena ini menjadi pelajaran bagi kaum muslimin saat ini. Sebagaimana tujuan dari ekonomi islam tidak hanya sebuah pedoman ekonomi secara islam tapi juga bertujuan agar kebutuhan seluruhumat manusia dapat terpenuhi dan mencapai kesejahteraan sosial. Untuk itu dalam islam dikenal dengan istilah shodaqoh dan infaq. Bagi kaum muslimin yang memiliki kelebihan rezeki ada baiknya sebagian rezeki tersebut di infaqkan dan di shodaqohkan bagi mereka yang membutuhkan. Tanpa harus menunggu alokasi bantuan dari pemerintah, kaum muslimin hendaknya harus lebih tanggap dan bertindak cepat guna membantu masyarakat yang memiliki kesusahan ekonomi saat ini sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selanjutnya dalam ekonomi islam diatur bahwa membeli suatu barang harus seuai dengan kebutuhan, tidak boleh berlebih-lebihan apalagi ditimbun dan disimpan dalam jumlah yang banyak, nyatanya saat ini orang-orang mengambil banyak keuntungan dari wabah virus covid-19 ini, mereka menimbun beberapa barang seperti masker, handsanitaizer, alcohol untuk kemudian dijual kembali dengan harga 10 kali lipat dari harga normal. Dalam ekonomi islam hal ini tidak diperkenankan, selain karen akan merugikan banyak pihak, hasil penjualan barang tersebut dapat menjadi riba bagi mereka. 

REFRENSI

CNBC Indonesia, (2020). Cara Mencegah Virus Corona Versi Situs WHO,  diakses di: https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200316190412-37-145321/cara-mencegah-virus-corona-versi-situs-who, (diakses pada tanggal 14 Mei 2020)

CoronaVirus, (2020). ICC-WHO Joint Statement: An unprecedented private sector call to action to tackle COVID-19, diakses di: https://www.who.int/health-topics/coronavirus, (diakses pada tanggal 14 Mei 2020).

Haider Naqfi Syed Nawab, (2003), Menggagas Ilmu Ekonomi Islam, Pustaka Pelajar:Yogyakarta.

Navigasi BBC, (2020). Virus corona: Bagaimana 'lockdown' dan berbagai langkah pencegahan lain diterapkan di dunia?, diakses di: https://www.bbc.com/indonesia/dunia-51927841, (diakses pada tanggal 14 Mei 2020)

Navigasi BBC, (2020), Virus corona di Indonesia: Pemerintah perpanjang masa darurat, Presiden Joko Widodo melarang pemda menetapkan status 'lockdown', diakses di: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-51232803, (diakses pada tanggal 14 Mei 2020)

Suprayitno Eko, (2005), Ekonomi Islam, Graha Ilmu:Yogyakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun