Mohon tunggu...
Fanny ReizalQisthian
Fanny ReizalQisthian Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Mengkritik untuk membangun, demi bangsa beradab

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pesan untuk Nadiem Makarim, Kemendikbud Baru

12 Desember 2019   23:44 Diperbarui: 12 Desember 2019   23:48 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.cnbcindonesia.com


Program pendidikan yang dibawakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) baru cenderung berubah. Karena memiliki orientasi dan pandangan yang berbeda dalam membentuk sistem pendidikan dibandingkan sebelumnya. Dikhawatirkan peserta didik kesulitan beradaptasi terus dengan sistem yang gonta-ganti.

Jika disadari, arah sistem pendidikan memiliki dampak besar bagi peserta didik mendatang. Karena pendidikan merupakan penentu nasib anak bangsa. Sebab, pendidikan adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan sumber pengetahuan dan keterampilan. Oleh karenanya, sistem pendidikan di Indonesia menentukan berkembangnya peradaban bangsa.

Kita semua tahu bahwa sistem pendidikan di Indonesia selalu berubah-ubah memiliki orientasi yang berbeda dalam setiap program yang dibawa Menteri Pendidikan baru. Nadiem Makarim sebagai Mendikbud pada Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma'ruf tahun 2019 pun juga begitu.

Nadiem Makarim lebih menfokuskan program pendidikan dengan adopsi teknologi untuk menyongsong Indonesia menuju masyarakat industri. Teknologi disisipkan dalam sistem pendidikan sebagai metode pembelajaran. 

Tak hanya itu, peserta didik juga diwajibkan dibekali kemampuan pemrograman. Sehingga mengorientasikan pendidikan sebagai bekal agar bisa bekerja secara terspesialiasi.

Teknologi dinilai sebagai unsur yang tidak bisa dilepaskan dari negara maju. Maka, jika Indonesia ingin menjadi negara maju adopsi teknologi sangatlah penting. Bahkan, inovasi penciptaan teknologi baru juga harus digalakkan.

Pendidikan yang dibawakannya menempatkan prinsip kolaborasi menjadi hal utama dimiliki setiap orang. Pengetahuan yang luas hanya sekedar menjadi pengetahuan semata, apabila tidak dipraktikkan dan dikolaborasikan

Hal ini dibuktikan dengan langkahnya dalam menghapuskan Ujian Nasional (UN). Karena ujian seperti itu hanya penghafalan materi saja, melainkan yang seharusnya berisi pembelajaran. Menurutnya, kedua hal itu memiliki maksud yang berbeda. Sehingga nantinya UN akan digantikan dengan assessment kompetensi.

Dengan begitu, keterampilan dan kemampuan tidak lagi dinilai dari segi kemampuan berpikir saja. Melainkan juga softskill, terutama kemampuan bekerja sama atau kolaborasi.

Fokus Sistem Pendidikan

Berbeda dengan menteri sebelumnya yaitu Muhadjir Effendy yang lebih memfokuskan programnya pada pemerataan dan aksesbilitas pendidikan. Sebenarnya inilah yang masih menjadi PR bagi bangsa Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun