Mohon tunggu...
Fani Wahyu Safitri
Fani Wahyu Safitri Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

...

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mobil Kekasih Juara sebagai Alternatif Pelayanan Sosial Kesehatan Mental di Masa Pandemi

18 Mei 2021   23:59 Diperbarui: 19 Mei 2021   00:10 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sudah genap satu tahun pandemi COVID-19 melanda hampir di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri terkonfirmasi kasus pertamanya pada tanggal 2 Maret 2020. Dalam satu tahun terakhir telah banyak perubahan yang terjadi pada kehidupan masyarakat di berbagai bidang. Seluruh negara di dunia berusaha mencoba berbagai cara dalam pembuatan kebijakan untuk menanggulangi dampak dari pandemi ini. 

Secara singkat dampak terhadap kehidupan ekonomi yang dialami hampir di seluruh negara, terutama di Indonesia yaitu, resesi ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 ini menyebabkan perusahaan-perusahaan mengalami kemunduran. Jumlah konsumsi masyarakat menurun, pendapatan menurun, dan menyebabkan meningkatnya pengangguran. Kebijakan pemerintah yang mengharuskan warganya untuk melakukan physical distancing membuat interaksi manusia tidak dilakukan sebagaimana mestinya. Orang-orang tidak bisa melakukan interaksi secara langsung dan merasa berjarak serta merasa dipisahkan dengan orang disekitarnya. Meski pemerintah telah memberlakukan New Normal, masyarakat diharapkan selalu waspada dan melaksanakan protokol kesehatan yang berlaku. 

Banyak permasalahan yang masyarakat alami berakibat tidak hanya pada kesehatan fisik tapi juga akan menjadi dampak pada kesehatan mental karena dinilai COVID-19 ini menjadi sumber stress baru bagi masyarakat. Ditambah lagi di tengah pandemi pun masyarakat harus tetap bertahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Berdasarkan survei yang dilakukan secara daring oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI). Sebanyak 1.552 responden mengikuti survei mengenai kesehatan mental terkait tiga masalah psikologis yaitu cemas, depresi, dan trauma. Responden paling banyak adalah perempuan (76,1%) dengan usia minimal 14 tahun dan maksimal 71 tahun. (sumber: Swaperiksa  Web PDSKJI tanggal 23 April 2020)

Sementara pemeriksaan lanjutan yang dilakukan terhadap 4.010 responden menyebutkan bahwa sebanyak 64,8 % pengguna Swaperiksa PDSKJI mengalami masalah psikologis. Sama seperti survei yang dilakukan sebelumnya, perempuan menjadi responden yang paling banyak (71%). Survei ini dilakukan di 34 Provinsi di Indonesia. Responden paling banyak berasal dari Jawa Barat (26,7 %), DKI Jakarta (21,5%), Jawa Tengah (15,5%), Jawa Timur (13,3%) DI Yogyakarta (8,2%), Banten (7,8%), dan provinsi lainnya (3,3%). Hasil survei menunjukkan bahwa, sebanyak 65% responden mengalami cemas, 62% responden mengalami depresi, dan sebanyak 75% responden mengalami trauma psikologis. Masalah psikologis terbanyak ditemukan pada kelompok usia 17-29 tahun dan usia lebih dari 60 tahun.

Di tahun 2017 pemerintah Kota Bandung mengadakan program inovasi sosial pada bidang pelayanan masyarakat. Sesaat sebelum terjadinya Pandemi Covid-19 mobil ini biasa hadir di area fasilitas umum yang ramai dikunjungi warga seperti di wilayah Car Free Day Dago, Gasibu hingga di acara-acara festival kota.

Mayoritas pengguna dari mobil ini adalah remaja, mereka menggunakan fasilitas ini karena dirasa membawa manfaat terhadap proses penyelesaian masalah yang ada. Para  Psikolog dan Psikiatri juga memberikan edukasi kepada masyarakat agar mau menggunakan fasilitas ini. Awalnya tidak banyak masyarakat yang menggunakan fasilitas ini  karena merasa malu atau canggung dengan kehadiran program baru ini. Namun, seiring waktu pelan-pelan masyarakat mulai menggunakannya. Kebanyakan mereka menceritakan tentang masalah percintaan mereka, masalah keluarga, atau masalah pribadi lainnya. Para petugas juga memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa masalah mereka dijamin kerahasiaanya. Layanan ini dapat diakses oleh seluruh masyarakat tanpa biaya apapun. 

Ada empat hal yang menjadi target dari Mobil Kekasih tersebut. Mulai dari permasalahan anak dan remaja, permasalahan psikologi, konseling religi, kesehatan reproduksi, ASI, dan konseling kecanduan merokok. Adapun program lainnya yaitu terkait masalah anak dan remaja yang meliputi kesehatan, pendidikan, pergaulan, kecanduan gawai, video game, dan lain sebagainya. Sementara itu, permasalahan psikologi di antaranya adalah tips memilih jurusan, penelusuran minat dan bakat, bullying, parenting, adiksi media sosial, mengatasi perasaan cemas dan galau.

Di era pandemi ini disaat serba sulit dan terbatas, mobil KEKASIH (Kendaraan Konseling Silih Asih) Juara ini seharusnya dapat menjadi alternatif pelayanan sosial kepada masyarakat terutama bagi mereka-mereka yang membutuhkan konseling kesehatan mental maupun fisik. Meskipun sekarang ini banyak aplikasi dokter virtual tapi rata-rata dari aplikasi tersebut berbayar dan tidak semua masyarakat dapat mengakses hal tersebut. Namun menurut keterangan dari Dinas Kesehatan Kota Bandung bahwa pelayanan ini belum beroprasi kembali selama pandemi terjadi. Padahal jika dialihkan secara online pelayanan sosial ini dapat membantu masyarakat berkonsultasi tanpa mengeluarkan biaya, sehingga membantu mereka mengatasi krisi ekonomi ini.

Penulis 1 : Arie Surya Gutama (arie@unpad.ac.id)
Penulis 2 :Fani Wahyu Safitri_170310200003 (Fani20001@mail.unpad. ac.id)
Penulis 3 : Ai Siti Mardiah_170310200024 (Siti20021@mail.unpad.ac.id)

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun