Mohon tunggu...
Fani Velenia
Fani Velenia Mohon Tunggu... | Content Writer | Bachelor of German Language Education

|Setiap kata yang ditulis adalah langkah menuju revolusi pikiran| IG: @fanivalenia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Highlight Reel vs Real Life: Kenapa Kita Harus Lebih Bijak Bermedia Sosial

18 Juni 2025   19:56 Diperbarui: 19 Juni 2025   09:00 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Aplikasi Sosial Media Sumber: Pexel.com/ indra projects

Padahal, itu bukan kita yang sebenarnya. Kadang orang jadi terlalu fokus mikirin "apa yang mau ditampilkan" daripada "apa yang sebenarnya terjadi." Ini bikin sosial media makin jauh dari kenyataan.

Yang lebih bahaya, ekspektasi palsu ini bisa bikin orang lain merasa gagal. Kita lihat orang pamer gaya hidup mewah, padahal bisa jadi itu hasil utang, endorse, atau sekadar set up. Kita jadi merasa harus mengejar sesuatu yang sebenarnya nggak nyata.

4. Nggak Harus Anti, Tapi Harus Sadar

Bijak main sosial media bukan berarti harus log out selamanya. Sosmed bisa jadi alat keren banget buat belajar, networking, bahkan dapet cuan. Tapi kita harus tau batasnya. Tau kapan butuh rehat dan kapan butuh posting.

Salah satu caranya, coba atur screen time. Kalau udah kebanyakan scrolling tanpa arah, mending istirahat. Bikin waktu khusus buat off dari sosmed juga oke---semacam digital detox. Hari tanpa buka Instagram bisa bikin pikiran lebih fresh, loh.

Selain itu, penting banget buat milih siapa yang kita follow. Kalau ada akun yang bikin kita ngerasa rendah diri, nggak salah kok buat unfollow. Cari akun yang bikin semangat, kasih insight baru, atau sekadar bikin ketawa. Feed kita harus jadi tempat yang sehat juga.

Ilustrasi foto sumber: Pexels.com/Anna Nekrashevich
Ilustrasi foto sumber: Pexels.com/Anna Nekrashevich

5. Yuk, Lebih Jujur dan Real Aja

Jujur di sosial media itu keren, loh. Kita nggak harus selalu keliatan bahagia, nggak harus selalu produktif. Kadang, nge-post lagi lelah atau lagi bingung justru bikin orang lain relate dan ngerasa nggak sendirian.

Sekarang makin banyak juga kok orang yang mulai tampil apa adanya. Mereka share struggle mereka, cerita kegagalan, dan itu justru dapet respon positif. Karena kejujuran itu nyambung, bikin orang merasa "gue juga pernah kayak gitu."

Yang penting juga: kita harus sadar, nggak semua hal harus dibagi. Ada hal-hal yang cukup kita simpan sendiri atau untuk orang terdekat. Kita punya kendali penuh atas apa yang mau ditampilkan, dan nggak harus selalu ikut tren atau FYP.

6. Siapa Kita Saat Off Cam?

Pertanyaan jujur yang harus kita pikirin: siapa diri kita saat nggak lagi online? Saat kamera mati, story kosong, dan nggak ada notifikasi? Apakah kita masih bisa merasa cukup tanpa validasi dari likes dan view

Kadang kita terlalu fokus bikin feed terlihat perfect, sampai lupa ngejaga hubungan dengan diri sendiri. Kita lupa rasanya menikmati hal-hal kecil tanpa buru-buru posting. Padahal, momen-momen itu yang justru bikin hidup terasa real.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun