Hati-Hati di Jalan mendapat julukan easy listening dari pendengarnya, namun apabila digali lebih jauh lagu ini memiliki kompleksitas yang tinggi. Terlihat pada bagian intro lagu tersebut yang menggunakan pedal intro sebagai bagian pembukanya.Â
Teknik ini pada dasarnya adalah menahan nada bass pada akor awal tanpa sedikitpun mengubah hingga intro berakhir. Hal ini jika diaplikasikan dalam piano banyak menggunakan tuts hitam sebagai progresi akornya, sehingga memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.
Lanjut pada bagian verse. Akor pada bagian ini adalah bagian favorit saya karena hanya menggunakan sentuhan progresi yang sederhana namun dapat memberikan kesan yang luar biasa. Seperti pada kalimat "Perjalanan membawamu" apabila dimainkan pada lagu pop pada umumnya akan menggunakan progresi I-VII-VI.Â
Namun dalam rilis resmi Hati-Hati di Jalan menggunakan progresi I-VII-III-VI. Penambahan satu akor dalam sepenggal kalimat tersebut tidak membutuhkan effort besar atau tidak menyulitkan pemain. Namun efek yang diberikan dari lagu tersebut luar biasa. Kemudian pada bagian Pre Chorus pada kalimat "Kukira kita asam dan garam" menggunakan menggunakan progresi VI-VII-I-III yang dipadukan dengan melodi indah menghasilkan bagian lagu yang nyaman untuk didengar.
Kesimpulan
Lagu Hati-Hati di Jalan karya Tulus adalah lagu yang layak dan nyaman didengarkan semua orang. Terutama bagi mereka yang sedang merasakan patah hati dan penyesalan terkait ekspetasi dengan pasangan untuk terus bersama hingga tua.Â
Namun terputus di tengah jalan dan memutuskan untuk ada di jalannya masing-masing. Lagu ini dapat memberikan pandangan bahwa orang yang merasakan hal tersebut tidaklah sendiri. Tulus memberikan sentuhan kebahagiaan pada banyak lagunya, termasuk lagu yang bernuansa sedih sekalipun, seperti Hati-Hati di Jalan.