Gencatan bisa menciptakan ilusi perdamaian sementara yang mengendurkan ketegangan diplomatik, sementara persiapan militer tetap berjalan.
Kesimpulan & Rekomendasi Kritis
Gencatan senjata yang berlaku sejak 10 Oktober 2025 memberi harapan baru, tapi tidak boleh dilihat sebagai jaminan perdamaian.Â
Berdasarkan pola konflik sebelumnya, risiko pelanggaran kembali tinggi tanpa pengawasan ketat dan konsekuensi jelas.
Untuk mencegah jebakan "gencatan sebagai jeda strategis", perlu ada:
1.Tim verifikasi independen multinasional (UN + NGO + negara pengamat terpercaya) aktif 24/7.
2.Trigger otomatis dengan konsekuensi --- pelanggaran harus memicu tindakan diplomatik atau sanksi instan.
3.Keamanan sandera prioritas mutlak --- pembebasan tanpa kekerasan, pengawasan pihak ketiga (ICRC).
4.Bantuan kemanusiaan bersyarat --- bantuan besar hanya dilepas bila gencatan dipatuhi secara konsisten. Conditional humanitarianism, di mana bantuan dipakai sebagai alat kontrol politik, bukan sekadar solidaritas kemanusiaan.Ini bentuk kolonialisme gaya baru.
5.Transisi politik nyata --- gencatan harus diikuti isu struktural: penarikan total pasukan, demiliterisasi, pemilihan lokal yang sah, dan otonomi Gaza.
Jika rekomendasi ini diabaikan, bukan tidak mungkin bahwa sandera yang sudah dirilis menjadi perlindungan untuk Israel agar bisa menyikat sisa Gaza dengan sedikit perlawanan. Sejarah telah mengajarkannya.