Analisis Kasus Rita & Fallan
*Bila Fallan egois, ia akan puas hanya dengan diakui ada. Tapi faktanya, ia tidak pernah berhenti mengejar tawa, kehangatan, dan kenyamanan Rita.
*Bila Fallan murni altruistik, ia tidak akan peduli dengan eksistensinya. Tapi faktanya, ia masih menyebut bahwa cintanya membuatnya "ada."
*Oleh karena itu, cinta Fallan adalah simbiotik: ia ada karena Rita, dan Rita menemukan tempat lari dan kehangatan karena Fallan.
Cinta mereka bukan ilusi egois, bukan pula pemberian tanpa jejak diri, melainkan bentuk baru cinta:Â cinta yang menjadikan keberadaan dua jiwa saling menghidupi.
Cinta Fallan pada Rita tidak bisa direduksi menjadi egoisme atau altruistik semata. Ia adalah cinta eksistensial---cinta yang lahir karena kebutuhan bersama untuk ada dan membahagiakan.Â
Keegoisan diubah menjadi alasan hidup, dan kealtruistikan diubah menjadi janji menjaga. Dengan kata lain:Â Fallan mencintai Rita bukan demi dirinya, bukan pula hanya demi Rita, tetapi demi "kita."
Referensi
*Kierkegaard, S. Works of Love (1847).
*Fromm, E. The Art of Loving (1956).
*Marcel, G. Being and Having (1935).