Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Penulis multidisipliner yang aktif menulis di ranah fiksi dan nonfiksi. Fokus tulisan meliputi pendidikan, politik, hukum, artificial intelligence, sastra, pengetahuan populer, dan kuliner. Menulis sebagai kemerdekaan berpikir, medium refleksi, ekspresi ilmiah, dan kontribusi budaya.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Satire dan Sunyi Inkubator: Etika Kejahatan Kolektif dalam Krisis Bayi Prematur Gaza

15 Juli 2025   06:44 Diperbarui: 14 Juli 2025   20:58 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bayi-bayi prematur di Gaza (Sumber gambar: Meta AI)

Ketika bayi prematur mati karena pompa oksigen berhenti, itu bukan hanya tragedi Gaza. Itu kegagalan kita sebagai spesies

Kematian bayi prematur di Gaza akibat pemutusan aliran listrik dan blokade bahan bakar oleh Israel menandai babak paling kelam dalam sejarah kemanusiaan modern. 

Di balik kemelut geopolitik dan legitimasi perang, ironi tragis tercipta: dunia memosisikan bayi-bayi tak berdosa sebagai korban dari narasi yang tak pernah mereka ucapkan. 

Tulisan ini mengupas bagaimana kejahatan sistemik dilakukan melalui infrastruktur, bagaimana tubuh-tubuh kecil menjadi sandera, dan bagaimana satire mampu mengungkap kebusukan moral global.

Ketika Inkubator Jadi Kuburan

Dalam situasi normal, inkubator adalah simbol kehidupan.

Tapi di Gaza 2025, ketika bahan bakar habis dan listrik padam, inkubator berubah fungsi: dari ruang harapan menjadi tempat kematian yang diam.

Israel memblokade akses energi atas dalih keamanan nasional. Dunia menekan, tetapi tidak bertindak.

Dan ketika lebih dari 100 bayi prematur menghadapi risiko kematian, kita harus bertanya: Apakah perang bisa dibenarkan ketika yang dibunuh bahkan belum sempat memilih hidup?

Politik Blokade sebagai Alat Genosida Struktural

Blokade bukan sekadar strategi militer. Ia adalah:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun