Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Penulis multidisipliner yang aktif menulis di ranah fiksi dan nonfiksi. Fokus tulisan meliputi pendidikan, politik, hukum, artificial intelligence, sastra, pengetahuan populer, dan kuliner. Menulis sebagai kemerdekaan berpikir, medium refleksi, ekspresi ilmiah, dan kontribusi budaya.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Zohran Mamdani: Islamophobia, Media Propaganda, dan Serangan Terhadap Muslim di Amerika

30 Juni 2025   09:57 Diperbarui: 30 Juni 2025   09:57 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Zohran Mamdan, walikota muslim pertama NYC, AS (Sumber gambar: Meta AI)

Kasus Mamdani di NYC adalah contoh nyata bagaimana demokrasi rentan terhadap fanatisme budaya dan agama---padahal ini melemahkan demokrasi itu sendiri

Pasca-9/11, narasi global mulai menyamakan Islam dengan terorisme, meskipun banyak yang mempertanyakan peran intelijen dalam tragedi itu. Namun stigma tersebut melekat kuat sebagai narasi dominan.

Laporan OIC: Islamophobia adalah "ketakutan berlebihan terhadap Islam dan Muslim" yang berkembang menjadi diskriminasi sistemik---di media, politik, dan hukum.

Ketika Palestina Jadi Bayangan Kebencian

56 ribu orang tewas di Gaza; dunia terlena menonton sebagai "serial konflik." Tapi ketika Israel disentuh oleh Iran, respons global---terutama dari AS---panik dan simpatik.

Hal ini menunjukkan bias naratif geopolitik dan mungkin disebabkan stereotip terkait Islam---Islam = ekstremisme, sedangkan Kristen-Yahudi = "lawan tak berdosa".

Kasus Zohran Mamdani dan Islamophobia Elektoral

Zohran Mamdani memenangi pemilu pendahuluan Demokrat di NYC (27 Juni 2025)---calon walikota Muslim pertama. 

Sejak itu, banjir serangan: tuduhan "simpatik Hamas", meme patung Liberty mengenakan burka, hingga ancaman "9/11 2.0".

Angka Islamofobia online melonjak drastis: ~6.200 posting dalam 24 jam---hampir lima kali lipat rata-rata  .

Figur konservatif termasuk Trump Jr., Greene, dan Laura Loomer ikut menyebar narasi kebencian dan kekerasan.

Meme "Patung Liberty Berburka" & Kekhawatiran Budaya

Meme patung Liberty berburka menunjukkan ketakutan absurd bahwa kepemimpinan Muslim berarti "hilangnya bahasa, budaya, dan harmoni Barat".

Ini melambangkan dasar Islamophobia: budaya sebagai ancaman---Padahal Mamdani menegaskan komitmennya terhadap pluralisme dan hak perempuan.

Ketakutan UU Suriah & Wanita dalam Islam

Kekhawatiran UU Suriah (yang melarang poligami, menutup perkawinan anak, dll.) dibesar-besarkan sebagai "potensi penindasan wanita ganas ala Syariah". 

Di banyak negara Barat, pembicaraan ini digunakan untuk membenarkan bahaya stereotip terhadap Islam dan wanita Muslim.

Kesehatan Demokrasi Terdampak Fanatisme Rasial

Disinformasi anti-Muslim mengikis kepercayaan demokrasi: media mainstream melemahkan backlash terhadap Islamophobia.

Bahkan Walikota Eric Adams mengumumkan tindakan pencegahan khusus terkait islamofobia, karena meningkatnya kekerasan fisik terhadap warga Muslim NYC.

Islamophobia yang tercipta pasca-9/11 bukan hanya historis---tapi aktif dipakai sebagai strategi politik untuk:

*Mendiskreditkan kandidat Muslim demokratis.

*Menginternalisasi kebencian budaya melalui meme dan retorika populer.

*Mempolitisasi rasa takut terhadap identitas Islam.

Kasus Mamdani di NYC adalah contoh nyata bagaimana demokrasi rentan terhadap fanatisme budaya dan agama---padahal ini melemahkan demokrasi itu sendiri.

Referensi 

  • Council on American-Islamic Relations. (2025, June 27). Islamophobic posts surge after NYC primary. Reuters.
  • The Guardian. (2025, June 26--29). Mamdani faces Islamophobic attacks  .
  • Organization of Islamic Cooperation. (2020, 2021). 14th Annual Report on Islamophobia.
  • New York City Office of the Mayor. (2025, June 25). Transcript: Combating Islamophobia & faith-based hate.   

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun