Serangan drone besar-besaran dari Iran ke Israel bukan sekadar aksi militer---ini adalah teater simbolik, pertunjukan kekuatan yang lebih bersifat psikologis ketimbang strategis
Iran menembakkan lebih dari 100 drone Shahed sebagai aksi balasan atas serangan udara Israel---operasi ini dinyatakan sebagai "deklarasi perang" oleh Tehran .
Serangan drone besar-besaran dari Iran ke Israel bukan sekadar aksi militer---ini adalah teater simbolik, pertunjukan kekuatan yang lebih bersifat psikologis ketimbang strategis.Â
Al Jazeera Live menyebut Iran menembakkan pesawat dan rudal ke Israel---beberapa ledakan terdengar di Tel Aviv, dan setidaknya 40 orang terluka, tapi tak ada laporan tentang infrastruktur penting ambruk.
Iran, dengan meluncurkan lebih dari 100 drone Shahed, sebenarnya tak menargetkan kehancuran besar, melainkan mengirim pesan:Â "Kami tidak diam. Kami bisa membalas. Kami bukan boneka yang bisa diinjak-injak."
Namun di balik gegap gempita itu, tampaknya Israel sudah siap. Sistem pertahanan udaranya, seperti Iron Dome dan Arrow-3, bekerja dengan lapis ganda.Â
Israel memetakan rute drone masuk, menghitung waktu tempuhnya, lalu memusnahkannya sebelum drone itu sempat mencium daratan. Drone-drone itu terjatuh di udara layaknya ancaman yang dibungkam sebelum sempat bersuara.
Tentu, ada dampak psikologis. Sirene meraung, warga Israel berhamburan masuk shelter, dan malam itu langit tak tidur.Â
Tapi secara faktual, kerusakan di Israel sangat minim---baik dari segi infrastruktur, korban, maupun efek jangka panjang. Ini menjadi pembeda jelas antara serangan militer sungguhan dan operasi intimidasi.
AS: Lambat Mengaku Tapi Arahkan Duta Besar & Keluarga
Sekilas, AS mengklaim tidak secara langsung terlibat dalam serangan udara Israel---menegaskan tidak punya peran militer langsung .