Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Penulis multidisipliner yang aktif menulis di ranah fiksi dan nonfiksi. Fokus tulisan meliputi pendidikan, politik, hukum, artificial intelligence, sastra, pengetahuan populer, dan kuliner. Menulis sebagai kemerdekaan berpikir, medium refleksi, ekspresi ilmiah, dan kontribusi budaya.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Protes Pro-Monarki 2025: Gejolak Identitas, Kepercayaan, dan Masa Depan

2 Juni 2025   21:06 Diperbarui: 2 Juni 2025   18:18 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi protes di Nepal (Sumber gambar: Meta AI)

Protes pro-monarki di Nepal bukan sekadar romantisme sejarah, tetapi cermin kegagalan elite politik dalam memenuhi janji transformasi demokratis

Nepal, sebuah negara kecil yang terjepit antara dua raksasa Asia---India dan Tiongkok---kembali bergejolak. 

Namun kali ini bukan karena tekanan eksternal, melainkan ledakan ketidakpuasan internal yang memuncak dalam gelombang protes pro-monarki sejak awal 2025. 

Ribuan warga turun ke jalan dengan satu seruan: kembalikan monarki dan status agama Hindu sebagai identitas negara.

Fenomena ini mengguncang narasi republik sekuler yang dibentuk setelah penghapusan monarki pada 2008. 

Apakah ini nostalgia sejarah? Atau perlawanan terhadap kegagalan elite politik kontemporer?

Latar Sejarah: Dari Kerajaan Hindu ke Republik Sekuler

Monarki Nepal secara historis adalah satu-satunya kerajaan Hindu di dunia.

Pada 2008, setelah perang saudara selama satu dekade dan tekanan dari partai Maois, Raja Gyanendra dipaksa turun tahta, mengakhiri 240 tahun monarki Shah.

Nepal diubah menjadi republik demokratis sekuler, menandai pergeseran ideologis dan politik besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun