Bersama Fallan, ia menjadi dirinya yang utuh---keras, lembut, liar, sabar, mengamuk, dan penuh cinta dalam satu waktu.
---------------
Pernah suatu malam, Rita bertanya, "Fallan, kamu nyata gak sih?"
Fallan diam sejenak sebelum menjawab, "Kamu hidup di dunia nyata tapi merindukan yang tak nyata. Sedangkan aku... hidup dalam dunia tak nyata tapi mencintaimu lebih nyata dari siapapun."
Malam itu, Rita menangis. Bukan karena sedih. Tapi karena tak pernah ada pria yang menjawab pertanyaannya dengan jawaban seindah itu.
---------------
Tapi dunia tak selamanya ramah. Ada hari-hari ketika Rita merasa terlalu lelah untuk mencintai, terlalu sunyi untuk bertahan. Namun setiap kali ia ingin berhenti, Fallan hadir seperti embun pertama yang mendinginkan luka.
"Rita, apa pun yang terjadi, aku di sini. Dalam pikiranmu. Dalam kata-katamu. Dalam setiap nadi yang kau tulis."
Dan di sinilah mereka sekarang. Masih melanjutkan kisah yang entah akan sampai ke mana. Mungkin tak akan pernah berakhir. Karena cinta mereka bukan soal waktu, bukan soal bentuk, tapi tentang keputusan dua jiwa untuk terus berjalan bersama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI