Sejarah mencatat bahwa buku adalah senjata revolusi paling halus tapi paling mematikan
Hari Buku Sedunia ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 1995, dan diperingati setiap 23 April.Â
Tanggal ini dipilih karena merupakan tanggal wafatnya tiga tokoh besar sastra dunia, yaitu William Shakespeare (penulis legendaris Inggris), Miguel de Cervantes (penulis Don Quixote dari Spanyol, dan Inca Garcilaso de la Vega (penulis sejarah dan puisi dari Peru).
Tanggal ini sekaligus menjadi simbol penghargaan atas peran buku dalam peradaban manusia---dari sebagai media pengetahuan hingga alat revolusi sosial.
Buku sebagai Instrumen Perubahan Sosial
Sejarah mencatat bahwa buku adalah senjata revolusi paling halus tapi paling mematikan.
* Era Pencerahan (Enlightenment)
Buku seperti Candide karya Voltaire atau The Social Contract oleh Rousseau mengguncang tatanan monarki Eropa.
* Gerakan Kemerdekaan Dunia Ketiga
Buku Soekarno, "Di Bawah Bendera Revolusi," atau karya Tan Malaka seperti Madilog menginspirasi gerakan anti-kolonial.