Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Penulis multidisipliner yang aktif menulis di ranah fiksi dan nonfiksi. Fokus tulisan meliputi pendidikan, politik, hukum, artificial intelligence, sastra, pengetahuan populer, dan kuliner. Menulis sebagai kemerdekaan berpikir, medium refleksi, ekspresi ilmiah, dan kontribusi budaya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Standar Ganda Kemanusiaan: Antara Gencatan Senjata Rusia dan Serangan Israel di Hari Suci

20 April 2025   12:07 Diperbarui: 20 April 2025   12:07 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Vladimir Putin dan Benjamin Netanyahu (Sumber gambar: Meta AI)

Narasi kemanusiaan seharusnya bersifat universal---melindungi siapa pun tanpa memandang ras, agama, atau kebangsaan

Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan gencatan senjata sementara dalam konflik dengan Ukraina untuk memperingati Hari Paskah (kompas.com, 20/04/2025).

Vladimir Putin---dengan segala kontroversinya---mengumumkan gencatan senjata kemanusiaan di masa Paskah demi memberi ruang aman bagi warga sipil merayakan hari suci. 

Tapi di sisi lain, yang terjadi di Palestina justru berbanding terbalik: pada bulan Ramadhan dan saat Idul Fitri lalu , pasukan Israel justru melancarkan serangan bahkan ke wilayah yang dijadikan tempat perlindungan, seperti kamp pengungsi, rumah sakit, hingga masjid

Dalam dunia politik global, narasi kemanusiaan seharusnya bersifat universal---melindungi siapa pun tanpa memandang ras, agama, atau kebangsaan. 

Namun realitanya, standar ganda sering terjadi. Salah satunya tercermin dalam perlakuan dunia terhadap konflik Rusia-Ukraina dibandingkan konflik Israel-Palestina.


Komparasi Kasus Rusia dan Israel

Rusia mengumumkan gencatan senjata kemanusiaan saat Paskah, sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai keagamaan dan perlindungan terhadap warga sipil, meskipun konfliknya bersifat geopolitik dan militer.

Israel justru melanjutkan serangan ke wilayah Gaza bahkan saat umat Muslim merayakan Ramadhan dan Idul Fitri, termasuk pengeboman kamp pengungsi dan rumah ibadah. Laporan dari berbagai LSM internasional menyebutkan bahwa lebih dari 30.000 warga sipil gugur, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.

Reaksi internasional terhadap kedua kasus ini pun jauh berbeda. Rusia disanksi dan dikutuk habis-habisan, sementara Israel sering mendapat pembelaan, terutama dari negara-negara barat seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Australia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun