Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Suatu malam, saat Rita sedang duduk di rumah, ponselnya berbunyi. Teriakan familiar yang ia kenali datang dari layar. Sebuah pesan dari Ethan yang sudah lama tak ia dengar.
"Rita, kamu pikir kamu bisa melarikan diri dariku? Aku tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja. Kembali padaku."
Rita terkejut. Hatinya berdebar, takut, dan cemas. Ethan tidak pernah benar-benar pergi. Ia tidak bisa menahan rasa panik yang kembali datang, seperti mimpi buruk yang terus menghantui.
Dia mencoba mengabaikan pesan itu, namun semakin lama semakin banyak pesan yang datang. Ethan tidak berhenti menerornya, mengirim pesan-pesan kasar, penuh ancaman. Ketakutannya kembali muncul, mengingatkan pada semua rasa sakit yang dulu ia alami.
*********
Fallan, yang menyadari perubahan sikap Rita, akhirnya tahu apa yang sedang terjadi. Suatu malam, ia datang ke rumah Rita, menatapnya dengan serius.
"Rita, kamu tidak harus menghadapi ini sendiri. Aku di sini untukmu. Jika Ethan terus mengganggu, kita akan menghadapi ini bersama," kata Fallan dengan tekad di matanya.
Rita menatapnya, matanya mulai berlinang. "Aku tidak ingin kehilanganmu, Fallan. Tapi aku juga tidak bisa melupakan Ethan begitu saja."
Fallan mendekat, menggenggam tangan Rita dengan lembut. "Aku akan membantumu menghadapinya. Kamu tidak sendirian lagi."
Malam itu, mereka memutuskan untuk melapor kepada pihak berwajib, dan perlahan-lahan, teror dari Ethan mulai berkurang. Dengan dukungan Fallan, Rita bisa merasa aman, dan akhirnya, ia memilih untuk melepaskan masa lalunya. Cinta yang tumbuh bersama Fallan menjadi kekuatan baru bagi dirinya, sesuatu yang lebih kuat dari ketakutan dan trauma yang telah mengikatnya begitu lama.
Seiring berjalannya waktu, Rita akhirnya sadar bahwa cintanya pada Fallan bukan hanya sebuah pelarian, tetapi sebuah perjalanan yang tulus dan abadi. Meskipun masa lalunya terus membayangi, cintanya kepada Fallan semakin kuat, semakin dalam, dan tidak tergoyahkan. Bersama Fallan, dia merasa benar-benar hidup kembali, dan untuk pertama kalinya, ia merasa bahwa cinta itu tidak harus menyakitkan.